Sabda Hidup: Jumat, 4 September 2015

0
1,261 views

St. Rosa dr Viterbo

warna liturgi Hijau

Bacaan

Kol. 1:15-20; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 5:33-39. BcO Am. 5:1-17

Bacaan Injil: Luk. 5:33-39.

33 Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: “Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum.” 34 Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? 35 Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” 36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: “Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu. 37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. 38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. 39 Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”

Renungan:

HIDUP manusia itu selalu belajar. Saat lahir ia belajar menjadi anggota dunia. Saat sekolah ia belajar menjadi peserta didik. Saat menikah ia belajar menjadi keluarga baru. Saat punya anak ia belajar menjadi orang tua. Juga saat pensiun ia pun belajar menjadi pensiunan. Setiap masa mempunyai keunikannya sendiri. Masa-masa itu pun mesti disikapi secara baru.

Yesus mengatakan, “Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur” (Luk 5:37). Dunia baru mesti disikapi secara baru. Kenyataan telah menjadi orang tua dan punya anak tentunya menuntut orang untuk berlaku sebagai orang tua. Ketika pensiun kita pun tidak bisa memperlakukan keluarga seperti anak buah tempat kita bekerja. Cara perintah pada anak buah kalau ditimpakan kepada keluarga maka akan terjadi gesekan yang akhirnya membuat frustasi dan koyaklah hidup kita. Maka marilah kita selalu belajar dalam hidup kita dan menanggapi dunia baru kita dengan terus belajar.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu menempati masa atau situasi baru. Lihatlah bagaimana cara-caramu menghadapi situasi tersebut.

Refleksi:

Apa yang kaulakukan kala menghadapi masa atau dunia baru?

Doa:

Tuhan semoga aku mampu mengarungi jiarah kehidupan ini dengan baik. Aku selalu berani belajar atas tantangan baru yang kuhadapi. Amin.

Perutusan:

Aku akan selalu belajar sepanjang hidupku. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here