Sabda Hidup: Kamis, 26 November 2015

0
772 views

St. Leonardus dr Porto Mauritio, St. Yohanes Berchmans

warna liturgi Hijau

Bacaan

Dan. 6:12-28; MT Dan. 3:68,69,70,71,72,73,74; Luk. 21:20-28. BcO Yeh. 38:14-39:10

Bacaan Injil: Luk. 21:20-28.

20 “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. 21 Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, 22 sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. 23 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, 24 dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” 25 “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. 26 Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. 27 Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. 28 Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Renungan:

TERBAYANG suasana perang kala membaca Injil Luk. 21:20-28. Kengerian dan kegetiran menghiasi setiap pribadi yang berada dalam suasana perang. Mungkin bagi kita pun tak mudah membayangkannya. Bayangan kita dibantu oleh berita dan juga film-film yang kita lihat.

Dari banyak berita kita bisa menyaksikan bagaimana beban hidup mereka yang berada dalam situasi perang. Segala tindakan hidup mereka berada dalam ancaman kematian. Orang-orang yang tidak tahu apa-apa pun bisa menjadi korban keganasan perang.

Kita bersyukur karena negara kita aman. Kita pun berharap agar keamanan ini terjaga, sehingga semua anak bangsa bisa menggerakkan hidupnya bagi hadirnya kesejahteraan.

Kontemplasi:

Bayangkan suasana perang. Hadirkan suasana damai. Pilihlah kedamaian sebagai nuansa hidupmu.

Refleksi:

Apa yang bisa kausumbangkan agar bangsa ini aman dan tenteram?

Doa:

Tuhan jauhkanlah kami dari peperangan. Bebaskanlah mereka yang berada dalam dunia perang. Rukunkanlah setiap bangsa umatMu. Amin.

Perutusan:

Aku akan mengisi dunia damaiku dengan keseriusan hidup. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here