Bruno
warna liturgi Hijau
Bacaan
Gal. 3:1-5; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 11:5-13. BcO Sir. 5:1-6:4
Bacaan Injil: Luk. 11:5-13.
5 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, 6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; 7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. 8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. 9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? 12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? 13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Renungan:
“SAUDARA, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya” (Luk 11:5-6). Orang itu meminta dengan jelas. Ia meminta pinjaman roti sebanyak 3 buah. Alasannya karena ada yang singgah di rumahnya dan ia tidak mempunyai sesuatu untuk dihidangkan.
Permintaan yang jelas memudahkan mereka yang memberi. Kesungguhan yang meminta, bahkan tanpa rasa malu, menggerakkan mereka yang diminta untuk memberi.
Kiranya begitu pula dalam hidup doa kita. Doa tak perlu berpanjang-panjang. Kita perlu merumuskan permohonan yang jelas, padat dan mudah dimengerti. Kesungguhan hati dalam doa menggerakkan Tuhan untuk mengabulkannya. Ia pasti mendengar doa kita. Dan Ia akan memberikan yang terbaik.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ingatlah kala kamu lagi berdoa. Lihatlah bagaimana doa-doamu.
Refleksi:
Bagaimana merumuskun doa yang baik?
Doa:
Tuhan, ajarilah aku berdoa. Aku percaya pada kasih-Mu. Berikanlah kekuatan bagiku untuk melangkahkan hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku akan melatih terus cara doaku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)