Sabda Hidup: Minggu, 01 Mei 2016

0
1,211 views

HARI MINGGU PASKAH VI

warna liturgi Putih

Bacaan

Kis. 15:1-2,22-29; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Why. 21:10-14.22-23; Yoh. 14:23-29. BcO Kis. 20:17-38.

Bacaan Injil: Yoh. 14:23-29.

23 Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. 24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku. 25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Renungan:

SEORANG anak umumnya menuruti kata-kata dari orang tuanya. Kesan saya anak tahu siapa yang mendidik mereka. Orang tua adalah pribadi yang mendidik dan menjadi panutan bagi hidupnya. Maka mereka pun menuruti kata-kata, perintah maupun larangannya.

Tuhan mengatakan, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yoh 14:23). Mereka yang mengasihi adalah mereka yang akan paham dengan firman dan maksudnya. FirmanNya akan menuntun dia pada kehidupan sejati.

Kata-kata orang tua yang kita ikuti pada masa kecil terus bergema sampai kita beranjak dewasa. Kasih kita kepada mereka semakin menempatkan mereka sebagai panutan. Pada masa berikutnya kita pun akan dituruti oleh anak-anak kita. Maka kita pun perlu sungguh menjaga kata dan tindakan kita. Dengan begitu rasanya sejarah kasih akan menyertai kehidupan manusia.

Kontemplasi:

Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan kasih yang kauterima dari orang tuamu. Bayangkan kala anda menjadi panutan anak-anakmu.

Refleksi:

Tulislah pengalamanmu melanjutkan generasi kasih.

Doa:

Bapa, aku mengasihiMu. Aku mendengarkan firmanMu. Semoga aku pun mampu mengamalkan kasihMu. Amin.

Perutusan:

Aku akan menjaga generasi kasih. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here