HARI MINGGU PASKAH III
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 5:27b-32,40b-41; Mzm. 30:2,4,5,6,11,12a,13b; Why. 5:11-14; Yoh. 21:1-19 (Yoh. 21:1-14). BcO Kis. 8:4-25
Bacaan Injil: Yoh. 21:1-19
1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 3 Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 5 Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” 6 Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. 7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. 8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. 9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. 10 Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” 11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. 12 Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. 13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. 14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. 15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” 16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Jawab Petrus kepada-Nya: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” 17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku. 18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.” 19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: “Ikutlah Aku.”
Renungan:
SAYA tertarik dengan kalimat Yesus ini, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh” (Yoh 21:6). Yesus menyampaikan itu kepada para murid yang tidak mempunyai ikan walau telah semalaman berlayar. Para murid sedang lelah dan sedih. Pada kondisi seperti itu Yesus menyampaikan kalimat tersebut. Tentu tidak mudah bagi mereka untuk mengikuti kata-kata tersebut. Namun para murid mendengarkan dan mengikutinya.
Pada saat-saat tertentu kita bisa mengalami situasi lelah dan tidak nyaman. Ada yang lelah karena merasa pekerjaannya terasa gagal semua. Ada pula yang lelah karena habis diputus pacar. Masih banyak lagi alasan yang bisa membuat kita lelah. Perasaan itu makin berat kala dalam kondisi seperti itu kita mendapat tugas yang terasa tidak masuk akal. Bisa jadi kita makin merasa terpuruk.
Belajar dari para murid marilah kita mempercayai suatu kemungkinan atas sesuatu yang kesannya di luar nalar kita. Kita percaya juga bahwa mereka yang menugasi kita mempunyai keyakinan kalau kita bisa menjalankan dengan penuh hasil. Keyakinan tersebut menguatkan kita untuk menjalani sesuatu di luar kebiasaan kita.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dari Injil Yoh. 21:1-19. Bandingkan dengan pengalamanmu.
Refleksi:
Bagaimana berani mengiyakan perutusan yang kesannya tidak masuk akal?
Doa:
Tuhan semoga aku berani menebarkan jala di tempat yang tidak biasanya. Aku percaya Engkau menemaniku. Amin.
Perutusan:
Aku akan berani menjalani perutusan yang tampaknya tidak masuk akal kujalani. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)