HARI MINGGU PRAPASKAH V
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yes. 43:16-21; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Flp. 3:8-14; Yoh. 8:1-11. BcO Bil. 12:1-15
Bacaan Injil: Yoh. 8:1-11.
1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?” 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11 Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Renungan:
BEBERAPA kali kita melihat berita tentang prostitusi online. Beberapa di antara mereka telah tertangkap. Tapi perempuan yang menjajakan diri selalu lepas, dan sang mucikarinyalah yang ditahan. Hal tersebut berbeda dengan Injil. Si perempuan penjajalah yang dibawa orang-orang kepada Yesus agar dihukum dan mucikarinya bebas.
Dunia memang berbeda. Setiap tempat mempunyai aturannya sendiri. Kalau melihat Injil kebayang bagaimana si perempuan tertunduk malu dan merasa berdosa. Berbeda dengan yang ada di tampilan TV di mana si perempuan malah melenggang santai pasca penangkapannya. Di Injil si perempuan sungguh tampak tak berdaya dan berharap akan belaskasih dari Yesus.
Yesus menangkap keinginan jahat orang-orang yang membawa perempuan itu kepadaNya. Pada mereka Ia mengatakan, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu” (Yoh 8:7). Yesus mengusik sikap orang-orang. Kita tidak seharusnya menghukum orang sedemikian rupa karena dosanya, karena kita pun masih memuat dosa. Pada mereka yang mau bertobat selalu terbuka ruang pengampunan.
Kontemplasi:
Bayangkan kisa dalam Injil Yoh. 8:1-11. Rasakan ruang pengampunan Tuhan.
Refleksi:
Bagaimana mengampuni mereka yang berdosa?
Doa:
Tuhan dekatkanlah diriku pada pertobatan diri daripada pada keinginan menghukum mereka yang berdosa. Amin.
Perutusan:
Aku akan membangun introspeksi dan ruang pengampunan. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)