Hari Minggu
Biasa XXIX Hari Minggu Evangelisasi
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kel. 17:8-13; Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8; 2Tim. 3:14-4:2; Luk. 18:1-8. BcO Sir. 26:1-4,9-18
Bacaan Injil: Luk. 18:1-8.
1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 2 Kata-Nya: “Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. 3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. 4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, 5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku.” 6 Kata Tuhan: “Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”
Renungan:
SEORANG anak gembira sekali kala nilai-nilai raportnya baik. Ia pun berkata, “Puji Tuhan, doaku terkabul.” Walau untuk meraih hasil tersebut ia harus membanting tulang untuk belajar, namun ia mensyukuri rahmat Tuhan melalui doanya. Seorang pengusaha pun mengucap syukur dan memanjatkan doa kepada Allah kala ia berhasil memenangkan tender. Banyak orang melambungkan doanya. Doa menjadi kebiasaan hidupnya.
Tuhan pun mengajarkan untuk tidak jemu-jemu berdoa. Kala menginginkan sesuatu kita perlu terus mengutarakan keinginan kita tersebut. Doa yang tak kunjung berhenti akan menggerakkan hati Tuhan. Tuhan akan mendengarkan. “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” (Luk 18:7).
Di kesempatan ini saya hanya ingin meneguhkan: teruskanlah kebiasaan anda untuk selalu berdoa dengan tekun. Doa-doamu akan berarti bagi hidupmu dan sesamamu. Jangan berhenti berdoa.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Lihatlah kebiasaanmu berdoa.
Refleksi:
Apakah doa sudah menjadi kebiasaan hidupmu?
Doa:
Tuhan jangan jemu mendengarkan doa-doaku. Aku sangat mengandalkan-Mu. Pada-Mu aku percaya. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjadikan doa sebagai kebiasaan hidupku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)