HARI MINGGU PASKAH II,
Minggu Kerahiman Ilahi
warna liturgi Merah
Bacaan
Kis. 5:12-16; Mzm. 118:2-4,22-24,25-27a; Why. 1:9-11a,12-13,17-19; Yoh. 20:19-31. BcO Ibr. 9:11-28
Bacaan Injil: Yoh. 20:19-31.
19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” 20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 21 Maka kata Yesus sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” 22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. 23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” 24 Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” 27 Kemudian Ia berkata kepada Tomas: “Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.” 28 Tomas menjawab Dia: “Ya Tuhanku dan Allahku!” 29 Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” 30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, 31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.
Renungan:
KITA tahu ketika Yesus mengalami sengsara dan disalibkan para muridNya kocar-kacir. Bahkan di antara mereka ada yang mengingkarinya. Walau demikian Yesus tidak dendam kepada mereka. Setelah bangkit Ia mendatangi mereka dan memberikan salam, “Damai sejahtera bagi kamu.” Salam itu berulangkali disampaikan Yesus. Yesus membagikan damai pada mereka yang meninggalkan bahkan mengingkarinya.
Rasa saya tindakan Yesus ini sungguh luar biasa. Ia memutus kebiasaan balas dendam orang-orang pada jamannya. Pada mereka gigi ganti gigi, kematian dibayar dengan kematian. Namun dalam diri Yesus, kematian dibalas dengan kedamaian. Ia tidak mengambil langkah balas dendam. Ia menaburkan kedamaian pada siapapun, termasuk yang menyiksanya.
Dunia kita pun masih sering diisi dengan semangat balas dendam. Namun sebagai murid Kristus rasanya kita dipanggil untuk menjadi rasul perdamaian. Jangan biarkan dendam menguasai kita. Marilah kita bagikan: damai sejahtera. Berkah Dalem.
Kontemplasi:
Bayangkan Yesus yang terluka namun dengan penuh damai menyapa yang melukaiNya.
Refleksi:
Apa yang bisa kaulakukan untuk menghadirkan kedamaian?
Doa:
Tuhan semoga aku mampu meneladan diriMu, membagikan kedamaian termasuk kepada yang melukaiku. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjadi rasul kedamaian. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)