HARI MINGGU ADVEN II
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yes. 11:1-10; Mzm. 72:1-2,7-8,12-13,17; Rm. 15:4-9; Mat. 3:1-12. BcO Yes. 14:1-21
Bacaan Injil: Mat. 3:1-12.
1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan: 2 “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” 3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: “Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” 4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. 5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan. 6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan. 7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? 8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. 9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! 10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. 12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”
Renungan:
BANYAK orang merasa bahwa leluhurnya akan menjamin dirinya dari urusan hukum. Seorang keturunan raja dan presiden yakin bahwa dirinya tidak akan tersentuh oleh hukum. Keyakinan itu rasanya keyakinan keliru. Tidak ada yang tidak tersentuh oleh hukum. Mereka yang berperilaku buruk, tak bermartabat dan korup pasti akan kena dalam kerangka hukum.
Yohanes menyebutkan bahwa keturunan tidak menjamin seseorang lepas dari dosa. Mereka yang mengaku sebagai keturunan Abraham sekalipun bisa masuk dalam lingkaran dosa kala mereka meninggalkan Allah dan bersekutu dengan setan. Pada mereka pun perlu pertobatan yang mendalam. Allah akan menerima mereka yang bertobat.
Sikap tobat menjadi landasan bagi semua orang untuk bisa merasakan kembali belas kasih Allah. Sebesar apapun dosa orang kala ia sungguh-sungguh bertobat maka Allah akan menerimanya dan memberikan belaskasih-Nya. Kita sebagai pengikut Allah pun dipanggil untuk mempunyai keluasan hati berbelas kasih. Dan kita pun juga tidak jatuh dalam kesombongan merasa tidak bersalah.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Lihatlah kesadaranmu akan dosa dan belas kasihmu.
Refleksi:
Tulislah semangat pengampunan yang mengalir dari Allah dalam dirimu.
Doa:
Tuhan terima kasih atas kemurahanmu menerima penyesalanku. Semoga aku pun mampu berbelas kasih kepada sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengakui kesalahanku dan mengembangkan belas kasihku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)