Margareta dr Hungaria, Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
warna liturgi Hijau
Bacaan
Ibr. 7:1-3,15-17; Mzm. 110:1,2,3,4; Mrk. 3:1-6. BcO Rm 6:1-11
Bacaan Injil: Mrk. 3:1-6.
1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!” 4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja. 5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Renungan:
BANYAK para calon kepala daerah menyampaikan kampanye yang membuai masyarakat. Mereka menjanjikan perbaikan fasilitas publik, memberikan bantuan langsung, memberikan dana untuk dinamika warga, tidak akan menggusur siapapun (walau orang itu salah) dan lain-lain. Mereka pintar membuai warga demi suatu jabatan kepala daerah. Dan tidak sedikit warga yang terbuai dengan bujukan tersebut. Mereka menjadi kecewa kala ketika yang dipilih ternyata bertindak berbeda dengan yang dikampanyekan.
Yesus tahu kalau hari Sabat tidak boleh bekerja. Semua orang mesti menaati hal tersebut. Tampaknya orang-orang pun saling melihat siapa yang melanggar aturan tersebut. Namun Yesus berani melakukan sesuatu demi keselamatan orang tersebut. Ia menyembuhkan orang yang sakit pada hari Sabat. BagiNya keselamatan orang jauh lebih bernilai daripada taat kaku dengan hukum Sabat. Menyelamatkan seseorang tidak bisa dibatasi oleh hukum Sabat.
Rasanya kita juga tidak perlu membodohi dan membuai orang-orang di sekitar kita. Kita tidak perlu takut untuk menggusur kalau hal tersebut memang diperlukan. Jangan sampai kita korbankan orang lain demi jabatan yang kita incar. Kita tidak perlu takut mengerjakan yang baik walau mungkin terkesan melanggar sesuatu. Kuncinya tindakan kita membawa keselamatan kepada mereka yang terkena.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mrk. 3:1-6. Bandingkan dengan pengalamanmu?
Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan kala anda tahu harus melakukan itu namun kalau melakukannya anda melanggar aturan yang ada?
Doa:
Tuhan semoga aku tetap mengedepankan keselamatan dan kebahagiaan banyak orang dalam segala tindakan dan pilihan hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengutamakan keselamatan sesama dalam kata dan tindakanku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)