Pesta St. Bartolomeus Rasul
warna liturgi Merah
Bacaan
Why. 21:9b-14; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Yoh. 1:45-51. BcO Kis. 5:12-32 atau 1Kor. 1:17-2:5 atau 1Kor. 4:1-16
Bacaan Injil: Yoh. 1:45-51.
45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” 46 Kata Natanael kepadanya: “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” 47 Kata Filipus kepadanya: “Mari dan lihatlah!” Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: “Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!” 48 Kata Natanael kepada-Nya: “Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya: “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” 49 Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” 50 Yesus menjawab, kata-Nya: “Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu.” 51 Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.”
Renungan:
RASA heran menghantar kita pada kagum dan percaya. Natanael heran karena Yesus sudah tahu kala ia dan Filipus berada di bawah pohon ara. Ia pun kagum kepada Yesus dan percaya kepadaNya. Yesus pun menjanjikan kepadanya bahwa ia akan melihat hal-hal yang lebih besar lagi.
Saat ketemu dengan orang-orang yang suka meneliti kebanyakan dari mereka pun berangkat dari heran akan sesuatu. Kadang-kadang kita yang bukan peneliti pun heran kenapa dia heran dengan sesuatu yang tampaknya biasa. Misalnya soal air hujan. Peneliti akan heran dengan keberadaan air hujan. Ia akan mencari banyak data darinya dan mengumpulkan aneka referensi untuk mendukung penelitiannya. Bagi orang pada umumnya hujan ya hujan. Kalau hujannya terlalu besar bisa menakutkan dan menimbulkan banjir.
Namun demikian setiap orang pasti akan mempunyai rasa heran akan sesuatu. Kalau kita lanjutkan maka kita pun akan menjadi kagum dan percaya. Maka kiranya kita tidak perlu merasa udik kalau heran dengan sesuatu. Rasa heran kita bisa menghantar dan menguatkan iman kita. Natanael pun menjadi beriman kepada Yesus.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Ikuti kisah dalam Injil Yoh. 1:45-51. Bandingkan dengan pengalaman imanmu.
Refleksi:
Bagaimana mengelola rasa heranmu?
Doa:
Tuhan banyak karyaMu yang membuatku terheran-heran. Semoga aku tidak berhenti hanya pada rasa heran tapi terus membawanya pada peneguhan imanku kepadaMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan menemukan rasa heranku dan mengelolanya dengan baik. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)