St. Katarina dr Aleksandria,
Elisabet dr Reute
warna liturgi Hijau
Bacaan
Dan. 5:1-6,13-14,16-17,23-28; MT Dan. 3:62,63,64,65,66,67; Luk. 21:12-19. BcO Yeh. 37:15-28
Bacaan Injil: Luk. 21:12-19.
12 Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku. 13 Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi. 14 Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu. 15 Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. 16 Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh 17 dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. 18 Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. 19 Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”
Renungan:
MEMBACA bacaan Injil dari Luk. 21:12-19 anganku melayang pada para rasul pasca kematian Yesus. Mereka adalah orang-orang sederhana. Namun ketika diperhadapkan pada para pemimpin bangsa dan agama mereka mampu memberikan pembelaan yang luar biasa. Orang-orang yang menyidang pun tak kuasa menanggapi kata-kata mereka. Tuhan benar-benar memberikan kata-kata hikmat di dalam diri mereka. “Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu” (luka 21:15).
Sering dalam berbagai pengalaman kita merasa takut. Kita takut karena merasa tidak mempunyai kata-kata yang cukup untuk dibicarakan. Kala awal-awal mengikuti suatu kelompok studi aku pun mengalami begitu. Seakan semua yang hadir pintar dan membungkam mulutku. Namun 2, 3 kali mengikuti kata-kata dalam mulutku pun akhirnya meluncur.
Kita layak percaya bahwa Tuhan telah menyediakan kata-kata hikmat dalam hidup kita. Keyakinan akan penyertaan Tuhan membuat diri kita berani bersaksi tentang diriNya. Maka kita pun layak yakin bahwa ada sesuatu dari diri kita yang layak untuk diperdengarkan.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan kehadiran hikmat Tuhan yang menyertai perkataanmu.
Refleksi:
Tulislah pengalaman kala anda merasa dituntun oleh kata-kata hikmah Tuhan.
Doa:
Tuhan aku percaya Engkau selalu mendampingiku. Dengan segala persiapan dan kemampuanku aku akan maju karena Engkau pasti menambahkannya. Amin.
Perutusan:
Aku percaya pada hikmah Tuhan dalam diriku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)