Yakobus Retouret, Zefyrinus Namuncura
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Tes. 2:9-13; Mzm. 139:7-8,9-10,11-12ab; Mat. 23:27-32. BcO Ef. 5:21-33
Bacaan Injil: Mat. 23:27-32.
27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. 29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh 30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. 31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. 32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Renungan:
DALAM beberapa kesempatan tampak sebuah kota dibangun, didandani, dan dipercantik ketika akan terjadi pemilihan pemimpin. Kegiatan itu makin tampak di lumbung suara sang calon. Semua calon tampil atraktif di lumbung-lumbungnya. Ketika terpilih daya gerak mereka makin menyusut. Mendekati hari pemilihan berikutnya daya itu bangkit lagi.
Kesan yang muncul, semoga tidak keliru, para calon melakukan seperti itu demi mengumpulkan suara. Ia berharap orang terpikat dengan aneka tindakan promonya. Dan tampaknya tindakan seperti itu sering menuai hasil. Bahkan tidak jarang uang 50 ribu pun bisa mengubah pilihan seseorang.
Sebentar lagi akan ada pilkada serentak. Kita perlu sungguh mempelajari para calon supaya kita tidak tertipu oleh tampilan sesaat atau recehan uang mereka demi mendulang suara. Semoga kita tidak keliru memilih orang yang suka mempercantik “makam” yang sebenarnya berisi tulang belulang yang tak berguna. Yang suka mengapur kubur orang yang dibunuh nenek moyangnya.
Kontemplasi:
Lihatlah gambar calon pemimpinmu. Telusuri rekam jejak mereka.
Refleksi:
Apa yang akan kaulakukan agar tidak keliru memilih pemimpin?
Doa:
Tuhan semoga aku tak terbuai oleh permainan para calon pemimpin. Semoga aku sungguh-sungguh bisa memilih orang yang mempunyai hati dan daya untuk melayani dan mensejahterakan masyarakat. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengenali para calon pemimpinku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)