Peringatan Wajib St. Carolus Borromeus
warna liturgi Putih
Bacaan
Rm. 13:8-10; Mzm. 112:1-2,4-5,9; Luk. 14:25-33. BcO Yer. 30:18-31:9
Bacaan Injil: Luk. 14:25-33.
25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada mereka: 26 “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 27 Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. 33 Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.
Renungan:
SUATU kali saya bertanya dalam diri saya, “Apakah mungkin membuat sebuah rancangan pastoral yang berkesinambungan?” Mungkinkah dibuat suatu design yang memadai untuk mengarah pada suatu tujuan tertentu? Kala kuutarakan itu ada aneka macam tanggapan. Tidak sedikit yang mentertawakannya, walau hanya dalam hati.
Memang sesuatu bisa mengalir begitu saja. Tanpa direncanakan pun tampaknya akan berjalan. Namun benarkah demikian? Tanpa kita sadari tanpa suatu rencana yang matang ada banyak yang hilang. Suatu impian yang didukung dengan rencana dan perwujudan yang matang perlu diambil.
Yesus pun mengajak kita untuk meneliti kemampuan dan membangun rencana selaras dengan kemampuan kita (bdk. Luk 14:26-33). Dengan begitu kita akan mampu mewujudkan apa yang kita impikan. Kita tidak boleh lengah dengan rasa bahwa tanpa impian dan rencana pun sudah berjalan. Kita mempunyai waktu untuk bergerak. Mari kita bangun impian kita. Kita rencanakan untuk mencapainya. Kita wujudkan dengan langkah-langkah yang tekun.
Kontemplasi:
Bayangkan kehidupan yang kauimpikan. Buatlah rencana dan jalan untuk mewujudkannya.
Refleksi:
Apa impianmu? Bagaimana jalan untuk mewujudkannya?
Doa:
Bapa, PuteraMu mengingatkanku untuk merancang jalan hidupku. Utuslah RohMu untuk membimbing langkah-langkahku. Amin.
Perutusan:
Aku akan membangun impian dan rancangan untuk mewujudkannya. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)
26 “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Ayat ini apa maknanya? tolong dicarikan jawabnya ya