Sabda Hidup: Sabtu, 3 September 2016

1
1,551 views

Peringatan Wajib St. Gregorius Agung

warna liturgi Putih

Bacaan

1Kor. 4:6b-15; Mzm. 145:17-18,19-20,21; Luk. 6:1-5. BcO 2Tim. 4:1-22

Bacaan Injil: Luk. 6:1-5.

1 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. 2 Tetapi beberapa orang Farisi berkata: “Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?” 3 Lalu Yesus menjawab mereka: “Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, 4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?” 5 Kata Yesus lagi kepada mereka: “Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

Renungan:

WAKTU SD aku pernah berkelahi dengan seorang temanku. Aku tidak ingat apa alasanku berkelahi pada saat itu. Jujur aku takut setelah berkelahi, karena merupakan pengalaman pertamaku. Aku takut akan dihukum oleh guru, dilaporin orang tuaku dsb. Namun ternyata guruku malah membelaku. Beliau memarahi teman kelahiku. Pak guru tidak menghukumku dan tidak melaporkan kepada orang tuaku.

Dalam dua hari ini kita disuguhi bacaan tentang pembelaan Yesus kepada murid-murid-Nya. Kemarin soal berpuasa, hari ini soal tindakan para murid yang memetik gandum dan memakannya pada hari Sabat. Ia adalah guru yang melindungi para murid-Nya. Alasan yang Dia berikan pun masuk akal.

Rasanya kita pun juga perlu mengambil sikap melindungi mereka yang benar yang dipercayakan pada kita. Kita tidak ingin mereka dipersalahkan dan dipermalukan. Dan kiranya kita pun tidak perlu mempermalukan orang lain agar kita tidak malu olehnya. Kalau ada yang salah kita tegur secara personal bukan di muka umum.

Kontemplasi:

Bayangkan dirimu lagi melihat kesalahan orang. Datangi dia dan ajak omong secara personal.

Refleksi:

Bagaimana menjaga agar tidak mempermalukan orang lain?

Doa:

Bapa semoga aku mampu menjaga sesamaku dan tidak mempermalukan sesamaku. Amin.

Perutusan:

Aku akan menjaga yang dipercayakan padaku dan tidak mempermalukan sesamaku. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

1 COMMENT

  1. bagaimana jika mereka yg terlebih dahulu menyakiti, menghianati kepercayaan teman, mengejek beramai-ramai seperti mereka semua tidak mempunyai dosa ketika terus menerus diejek dan mempermalukan barulah diungkap kalau orang yg menghianati dan menyebarkan juga punya kesalahan. itupun diungkapkan bukan kesembarang orang dan bukan di muka umum hanya untuk membela diri mengapa seperti ini yang di alami. jika melihat akhirnya mengapa mengungkap kebenaran di jadikan senjata dlm kata mempermalukan? maka janganlah mempermalukan orang lebih dahulu karena kami sudah cukup lama tersakiti dengan di permalukan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here