Sabda Hidup: Sabtu, 31 Oktober 2015

0
1,342 views

St. Alfonsus Rodriguez

warna liturgi Hijau

Bacaan

Rm. 11:1-2a,11-12,25-29; Mzm. 93:12-13a,14-15; Luk. 14:1.7-11. BcO Yer. 29:1-14

Bacaan Injil: Luk. 14:1.7-11.

1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. 7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: 8 “Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu, 9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah. 10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain. 11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Renungan:

MELIHAT para tamu berusaha menduduki tempat kehormatan Yesus memberikan perumpamaan bagaimana bersikap sebagai seorang tamu (bc Luk 14:7-11). Perumpamaan itu menjadi sebuah kritik pada mereka yang berebut tempat kehormatan.

Tampaknya banyak orang mendambakan kehormatan dan penghormatan. Acara-acara yang didatangi pejabat seringkali harus mundur karena menunggu kedatangan mereka. Saya tidak tahu mengapa bisa begitu. Mungkin karena banyak acara dia sehingga telat. Mungkin juga karena sengaja datang telat. Mungkin juga karena diundang lebih telat dari tamu yang lain. Ketika mereka datang maka orang pun sering harus berdiri menyambutnya. Menyambut orang telat hehehee.

Jarang sekali kita menemukan pejabat hadir sebelum jadual acara dimulai. Mungkin kalau mereka bisa datang lebih awal, mereka seperti tamu kehormatan yang duduk di bangku belakang. Saat tuan rumah mengetahui maka akan mempersilakannya duduk di depan. Maka rasanya dia akan menemukan kehormatan kalau datang lebih awal. Dan akan menerima gerutu kalau tamu yang lain harus berlama-lama menunggunya.

Kontemplasi:

Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah bagaimana dirimu kala menanggapi suatu undangan: jam kedatanganmu dan posisi dudukmu.

Refleksi:

Apa arti dan wujud kehormatan bagimu?

Doa:

Tuhan Engkaulah sang sumber kehormatan. Jagailah diriku untuk selalu rendah hati. Amin.

Perutusan:

Aku menjaga kehormatan dengan sikap rendah hati. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here