Hari Biasa Pekan III Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Hos. 6:1-6; Mzm. 51:3-4,18-19,20-21ab; Luk. 18:9-14. BcO Kel. 40:16-38.
Bacaan Injil: Luk. 18:9-14.
9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 10 “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Renungan:
HARI ini dan kemarin dicanangkan sebagai hari kerahiman Tuhan. Bapa Suci meminta gereja-gereja membuka pelayanan pengampunan dosa. Pintu kerahiman Allah ditandai dengan terbukanya ruang pengakuan dosa. Allah yang Maharahim siap menyambut umat yang datang kepadaNya dan menerima pengampunan dosa.
Kita bukanlah orang yang sempurna. Selalu saja ada dosa yang melingkupi perjalanan harian hidup kita. Walau banyak orang kagum dan memuji kebaikan kita, namun selalu saja ada kekurangan dalam diri kita yang membawa jatuh dalam dosa.
Orang Farisi yang selalu menjalankan hukum Taurat menjadi berdosa kala ia membanggakan dirinya dan melecehkan pemungut cukai. Namun pemungut cukai yang sadar diri akan dosa dan kesalahannya mendapatkan pengampunan dan kasih Allah. Maka marilah kita hadir kepada Allah dalam kerendahan hati dan mohon belas kasih pengampunanNya atas dosa-dosa kita.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu hadir di hadapan Tuhan dan mengakukan dosa-dosamu.
Refleksi:
Bagaimana anda menghayati sakramen pengampunan dosa?
Doa:
Tuhan ampunilah aku yang kadang masih menyombongkan diri dan melecehkan orang lain. Bebaskanlah aku dari dosa-dosaku. Amin.
Perutusan:
Aku mengakui dosaku di hadapan Allah yang Mahapengampun. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)