Hari Biasa, warna liturgi Hijau
Bacaan: Flp. 4:10-19; Mzm. 112:1-2,5-6,8a,9; Luk. 16:9-15.
BcO Keb. 18:1-15a; 19:4-9
Bacaan Injil: Luk. 16:9-15.
9 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.” 10 “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. 11 Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? 12 Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?
13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” 14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia. 15 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.
Renungan:
Kali ini rasanya banyak orang yang seakan-akan mengabdi pada Allah namun sebenarnya mereka menggunakan Allah untuk memperkaya dan memperkuat dirinya sendiri. Banyak orang berteriak-teriak membela Tuhan namun di belakang mereka memeras orang lain kalau tidak ingin diganggu. Mereka yang menghalanginya akan diguncang sedemikian rupa dengan aneka macam cara, bahkan cara yang tampaknya suci.
Tepatlah yang dikatakan Tuhan, “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk 16:13). Ketika orang mengabdi mamon maka ia akan gampang melupakan Allah.
Kita memang mesti waspada kepada mereka yang seakan mengabdi Allah tapi sebenarnya mengabdi pada kepentingannya sendiri. Belum tentu mereka yang berteriak-teriak dalam nama Tuhan sungguh-sungguh bersuara dalam nama Tuhan. Dan mari kita sungguh menempatkan Allah sebagai pencipta dan penebus kita. Jangan sampai kita tergoda mempermainkan Allah untuk kepentingan kita sendiri.
Kontemplasi: Pejamkan matamu sejenak. Liatlah sekumpulan orang yang menyebut-nyebut nama Tuhan. Telusurilah apa yang terjadi di balik aktivitas mereka.
Refleksi:Bagaimana menghadirkan Allah pencipta dan penebus bukan “mainan” untuk kepentingan kita?
Doa: Tuhan sudilah Engkau mengampuni mereka yang mempermainkan nama-Mu. Semoga kami sungguh bisa menyembah-Mu sebagai pencipta dan penebus kami. Amin.
Perutusan: Aku akan mengabdi Allah sebagai Allah yang mencipta dan menebus.