Sabda Hidup: Selasa, 12 April 2016

0
1,147 views

Hari Biasa Pekan III Paskah

warna liturgi Putih

Bacaan

Kis. 7:51-8:1a; Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35. BcO Kis. 9:1-22

Bacaan Injil: Yoh. 6:30-35.

30 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” 32 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” 34 Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” 35 Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Renungan:

SUATU hari ada seorang ibu yang berlimpah harta. Walau demikian gaya hidupnya sederhana. Ia pun mendidik anak-anaknya hidup sederhana. Hidupnya tampak segar dan cerah. Ternyata si ibu itu tidak mengandalkan harta dan makanan yang mewah. Kesegaran itu ia rasakan karena dekat dengan Tuhan. Ia menyediakan waktu untuk membaca kitab suci, merayakan sakramen dan peribadatan.

Situasi ini berbeda dengan banyak orang yang merasa gagah dengan mengandalkan pada kemewahan. Walau tidak mempunyai dana yang cukup makanan, perabotan rumah dll selalu dalam kemewahan. Ia tampak loyo karena hidupnya dikejar oleh sesuatu yang membebani dirinya.

Bagi Yesus makanan hidup adalah percaya kepadaNya. MakananNya tidak akan membuat seseorang lapar dan haus lagi. Hidup tidak dikejar oleh kemewahan namun hidup mesti dalam bingkai kesederhanaan hati untuk percaya kepada kasih Tuhan sang Roti Hidup (bdk. Yoh 6:35).

Kontemplasi:

Pejamkan matamu. Lihatlah dirimu, apa yang kaukejar dalam hidupmu, kemewahan apa yang membelenggumu dan bagaimana sabda Tuhan kauhidupi.

Refleksi:

Tulislah pengalamanmu dalam menjalani hidup selaras dengan sabda Tuhan.

Doa:

Tuhan, Engkaulah roti hidup. Semoga aku selalu berada dalam kekuatan sabdaMu bukan dari kemewahan duniawi. Amin.

Perutusan:

Aku akan menjaga kesatuanku dengan sabda Tuhan sang roti hidup. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here