Hari Biasa Pekan V Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Bil. 21:4-9; Mzm. 102:2-3,16-18,19-21; Yoh. 8:21-30. BcO Bil. 14:1-25
Bacaan Injil: Yoh. 8:21-30.
21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” 22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” 23 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” 25 Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” 27 Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. 28 Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. 29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” 30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Renungan:
DALAM beberapa percakapan sering orang berkomentar, “Wah Rama, bahasanya terlalu tinggi. Aku tidak nyampai.” Komentar itu sering membuat kita bertanya-tanya dan mungkin mengurungkan niat kita untuk omong lebih lanjut. Tidak jarang orang pun mulai takut omong lagi, khawatir dicap tinggi bahasanya.
Orang-orang yang mendengar sabda Yesus pun banyak yang tidak menangkap dengan baik. Kadang mereka berusaha menerjemahkan sendiri, walau tidak pas. Kadang mereka bertanya. Atau bahkan melawan sabda Yesus tersebut. Namun Yesus tetap bersabda dengan gayanya. “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya” (Yoh 8:30).
Ketika kita ingin menyampaikan pesan rahasia iman memang mungkin bahasa kita terkesan tinggi dan sulit untuk ditangkap. Namun ketekunan kita untuk terus mengolah dan menyampaikannya membuat orang-orang akan mengenal dan mengerti yang kita sampaikan. Maka jangan menyerah kala hanya mendapat komentar. Terus temukan cara yang tepat agar warta kita bisa ditangkap.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan dirimu sedang mensharingkan pengalaman imanmu. Liat reaksi orang-orang yang mendengarnya.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika mensharingkan pengalaman iman.
Doa:
Tuhan, pengalaman iman denganMu memang sering tidak mudah ditangkap orang umum. Kuatkanlah hatiku agar pesan pengalaman iman ini sungguh bisa sampai ke hati para pendengar. Amin.
Perutusan:
Aku akan membahasakan pengalaman imanku dan mewartakannya kepada komunitas/keluargaku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)