Sabda Hidup: Senin, 28 September 2015

0
1,087 views

St. Wenseslaus, St. Laurensius Ruiz, St. Dominikus Ibanez, St. Yakobus Kyushei Tomonaga, Inosensius dr Bertio

warna liturgi Hijau

 

Bacaan

Za. 8:1-8; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Luk. 9:46-50. BcO Mi. 6:1-15

Bacaan Injil: Luk. 9:46-50.

46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 48 dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.” 49 Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 50 Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”

Renungan:

KETIKA seorang pemimpin terpilih, ia mempunyai tanggungjawab menjalankan roda kepemimpinannya. Ia akan memilih punggawa-punggawa untuk membantu dirinya bekerja. Orang-orang pun sibuk menduga siapa kira-kira yang akan terpilih. Tidak sedikit pula yang menawarkan diri atau menawarkan jagonya. Namun pemimpin berhak menentukan siapa yang menjadi pilihannya.

Yesus mengambil seorang anak kecil sebagai lambang penyambutan terhadap Allah Bapa dan diriNya. Ia pun tidak menolak orang lain yang melakukan mukjijat atas namaNya. Kehadiran pribadi kecil dan orang asing menjadi lambang keterbukaan karya Allah. Yang dipandang lemah dipilih. Yang dipandang asing digunakan.

Bagaimanapun pemimpin mempunyai pertimbangan untuk memilih para pembantunya. Belajar dari pemilihan Yesus maka marilah kita memilih mereka yang hidupnya sungguh mengandalkan kasih Allah dan bergerak untuk menghadirkan kasih Allah, walau mungkin mereka tampak lemah dan bukan dari kelompok yang sama.

Kontemplasi:

Bayangkan kehadiran orang dari kelompok lain yang sejalan dengan pikiranmu. Apakah engkau akan memasukkannya dalam jajaran kerjamu?

Refleksi:

Apa yang menjadi kriteriamu memilih rekan kerja?

Doa:

Tuhan, semoga kami bisa memilih dengan tepat mereka yang menjadi rekan kerjaku. Semoga para pemimpinku pun juga begitu. Amin.

Perutusan:

Aku akan menguatkan kerjasama dengan mereka yang berkehendak baik. -nasp-

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here