Norbertus
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Raj. 17:1-6; Mzm. 121:1-2,3-4,5-6,7-8; Mat. 5:1-12. BcO Flp. 1:12-26
Bacaan Injil: Mat. 5:1-12.
1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
Renungan:
BEBERAPA hari yang lalu kami bertiga ke Makasar. Ketika lagi duduk-duduk pastor di Paroki tersebut berkata, “Pasti ini pastornya. Meski brewok dan rambut panjang tapi wajahnya tidak bisa menyembunyikan imamatnya.” Aku tersenyum mendengar perkataannya dan menyambut tangannya sambil mengatakann, “Iya saya pastornya, kenalkan nama saya Agoeng.”
Tampaknya setiap orang mempunyai auranya tersendiri. Mereka yang paham akan menangkap aura khas dalam diri orang tersebut. Pengenalannya akan membahasakan refleksinya.
Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8). Mereka yang suci akan mengenali karya Allah bahkan melihat Allah. Bahasa kesucian inilah yang menjadi kunci untuk melihat Allah. Dan pada hati orang yang suci selalu terpancar kasih Allah.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Hadirkan pengenalanmu akan Allah. Nilailah berapa kesucian dirimu.
Refleksi:
Bagaimana membangun kesucian hidup?
Doa:
Tuhan aku berbahagia karena boleh merasakan dan melihat kasihMu. Semoga aku pun makin mengenali Engkau dan sesamaku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mengusahakan kesucian hidupku. -nasp-
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)