Sahabat Sejati

0
279 views
Ilustrasi: Sahabat.

Rabu 27 Desember 2023.

  • 1Yoh. 1:1-4.
  • Mzm. 97:1-2,5-6,11-12.
  • Yoh. 20:2-8.

PERSAHABATAN dan persaudaraan, dalam keindahannya, kini menjadi suatu mahakarya yang semakin berharga di tengah dinamika kehidupan modern.

Tidak ada yang membahagiakan selain tetap bersahabat meski harus berjuang untuk saling memahami. Hanya seorang sahabat sejati yang selalu hadir baik dalam suka maupun duka.

Apakah perbedaan antara teman dan sahabat? Teman biasa adalah seseorang yang hanya mengenal kita. Namun sahabat adalah ia yang mengenal kebaikan dan keburukan kita, namun tetap menerima dengan apa adanya. Hubungan antar teman atau sahabat bisa begitu kuat karena bisa memaknai hubungan tersebut.

“Terimakasih kamu selalu punya cerita yang berbeda dengan orang lain tentang diriku,” kata seorang ibu kepada sahabatnya.

“Aku mengenalmu maka saya bicara apa yang mereka tidak tahu,” sahut temannya.

“Jika bukan aku siapa yang akan meluruskan rumor yang tidak benar,” sambungnya.

“Saya sahabatmu, maka saya tidak ingin kamu menjadi bahan omongan yang tidak benar,” imbuhnya.

“Sejauh kamu berjuang dalam kebenaran, kita di jalan yang sama,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Yohanes, Rasul adalah murid yang paling disayang oleh Yesus. Hal ini nampak dari kenyataan bahwa dalam beberapa peristiwa penting, Yohanes selalu diikutsertakan oleh Yesus, bahkan ia yang duduk bersandar dekat kepada-Nya.

Meskipun ia sangat disayangi oleh Yesus, tetapi ia tetap rendah hati: meskipun ia berlari lebih cepat dari Petrus dan sampai di kubur lebih dahulu, tetapi ia menanti di luar sampai Petrus tiba dan masuk ke dalam kubur.

Ketika ia melihat kain kafan seperti Petrus, namun ia mengerti apa yang dilihat oleh Petrus dengan lebih detil. Meskipun ia melihat lebih sedikit daripada yang dilihat Petrus -dan ia percaya- tetapi ia tidak mengejek sikap Petrus yang tidak jelas: apakah percaya atau tidak akan kebangkitan Kristus itu. Yohanes tetap rendah hati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tetap rendah hati meski punya banyak pengalaman dalam pelayanan di Gereja?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here