Selasa, 4 Februari 2025
Ibr.12: 1-4.
Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32.
Mrk. 5:21-43
HIDUP sering kali membawa kita ke titik-titik sulit, sakit yang tak kunjung sembuh, kehilangan yang menyayat hati, atau beban yang terasa terlalu berat untuk ditanggung.
Di saat seperti itu, mudah bagi kita untuk merasa putus asa, mempertanyakan mengapa Tuhan mengizinkan penderitaan ini terjadi.
Di tengah penderitaan itu, kita diajak untuk semakin bersandar kepada-Nya dan menumbuhkan harapan yang sejati.
Harapan kita tidak didasarkan pada keadaan, tetapi pada karakter Tuhan yang setia. Kita mungkin tidak tahu kapan penderitaan ini berakhir, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu bekerja di balik layar, bahkan melalui hal-hal yang menyakitkan.
Tuhan tidak pernah jauh, terutama ketika kita merasa hancur. Meskipun kita mungkin tidak selalu memahami maksud-Nya, kita dapat percaya bahwa Ia tetap memegang kendali atas hidup kita.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.”
Kisah perempuan yang telah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan adalah kisah yang penuh penderitaan, tetapi juga dipenuhi dengan harapan dan iman.
Ia telah berusaha mencari kesembuhan dengan segala cara, menghabiskan seluruh hartanya untuk berobat kepada berbagai tabib, namun keadaannya justru semakin buruk. Sampai akhirnya, ia mendengar tentang Yesus.
Perempuan ini mengalami banyak derita dan sakit. Kondisi ini bisa membuat dia merasa lemah, tetapi di dalam Tuhan ada kekuatan dan pengharapan yang tidak akan pernah padam.
Dia tidak menyerah karena kondisi yang susah. Dia menempatkan harapan di tangan Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah, bahkan dalam penderitaannya. Harapan dalam Tuhan menjadi cahaya di tengah kegelapan hati dan kerentaan tubuhnya.
Terkadang, kita pun mengalami hal yang sama, berjuang sekuat tenaga, tetapi tetap menghadapi kegagalan. Dalam keadaan seperti itu, kita diajak untuk menyerahkan diri kepada Tuhan, karena Dia adalah sumber pertolongan sejati.
Ketika segala cara telah kita usahakan dan menemui kegagalan, percayalah bahwa harapan masih ada di dalam Kristus. Yang Tuhan kehendaki dari kita adalah iman yang percaya dan berani melangkah mendekat kepada-Nya.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku tetap berharap ketika penderitaan dan penyakit mendera tubuhku?