Sakit dan Lemah, Mama Sepuh Minta Ekaristi

1
345 views
Ilustrasi - (Ist)

BAPERAN-BAcaan PERmenungan hariAN.

Selasa, 9 November 2021.

Tema: Dirimu bukan milikmu.

  • Yeh. 47: 1-2, 8-9, 12.
  • 1 Kor. 3: 9b-11, 16-17.
  • Yoh 2: 13-22.

SIAPA dirimu? Milik siapakah? Bagaimana engkau hidup dan kemana perjalanan hidupmu menuju?

Satu hal yang pasti dari jengah waktu perjalanan adalah kematian.

Seandainya itu pun terjadi, aku percaya, aku diciptakan untuk keabadian. Aku diberi sebuah benih kehidupan ilahi di dalam diriku, yakni kasih.

Kasih yang mampu memeluk kematian untuk membawa pengharapan. Kasih yang tak pernah kalah berhadapan dengan kematian.

“Mo, kalau sempat datanglah ke rumah. Mama ingin dikunjungi.”

“Ok. Gimana keadaan Mama?”

“Romo sudah setahun loh tidak pernah ke rumah; memberi komuni. Mama ingin sekali Romo yang memberi. Mama sekarang sudah rebahan, tidak bisa berjalan lagi, karena memang badannya agak besar.”

Kami pun menentukan hari dan tanggalnya.

“Ma, Apa kabar Ma?”

Ia diam saja. Hanya matanya saja yang mulai berkaca-kaca.

“Ada apa Ma?”

Ia menunjukkan Rosario yang dipegangnya kepadaku.

“Mau doa Rosario kah Ma? Mau berbarengankah Ma?

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Airmatanya mulai jatuh.

Saya duduk di samping ranjangnya. Sambil memegang lengannya saya berkata, “Lagi sedihkah Ma? Sakitkah?”

Ia menggeleng-gelengkan kepalanya lagi.

Ia diam sejenak. “Doakan mama ya, Romo. Mama sudah tidak kuat lagi. Tapinya masih banyak keinginan yang belum terpenuhi.

Mama mau ikut ekaristi, tapi mama tidak bisa. Mama ingin menerima komuni dalam ekaristi, seperti dulu,” jelas anaknya.

“Mama mau merayakan ekaristi ta?”

Ia mengangguk, “Kalau boleh Romo?”

Untungnya, saya membawa peralatan misa. Dengan sederhana bersama keluarga, kami pun merayakan misa bersama.

Mama mengikuti dengan cermat. Pandangannya tidak pernah lepas dari meja, di mana kurban ekaristi dihadirkan.

Saya melirik mama dan saya amati, ia selalu mengarahkan pandangannya pada roti dan anggur yang dipersembahkan

Yang menarik, mulutnya komat-kamit mengikuti semua lagu dan tanggapan doa sebagai umat.

Saat menerima Tubuh Kristus, saya mencelupkan komuni di dalam darah Kristus dan saya berikan kepada mama.

Ia pun menangis.

“Ma tadi ketika menerima Tubuh dan Darah Kristus, kenapa mama menangis. Sepanjang ekaristi mama terus-menerus melihat persembahan di meja Tuhan,” tanyaku.

“Romo, saya selalu ingin menerima Tubuh dan Darah Kristus. Tadi Romo mencelupkan Komuni dalam Darah Kristus, saya senang. Saya lega,” jawabnya.

“Loh Ma, bukankah kalau asisten imam datang memberi Tubuh, di dalamnya juga ada Darah Kristus.

Tubuh Kristus otomatis juga ada Darah Kristus. Maka, ketika umat menyambut disebut Tubuh Kristus. Amin ya Ma,” hiburku.

Ia mengangguk.

“Romo, saya sekarang tidak kuat berdoa lama. Sering saat saya berdoa Rosario tidak selesai. Saya tertidur. Saya berdosa, ya?

Kadang baru saja berdoa, tiba-tiba saya tertidur lagi. Tuhan marah ya, saya tidak selesai berdoa?” tanyanya mengiba.

“Juga kadang lupa doa Salam Maria. Hanya setengah. Padahal mami ingin yang bagian terakhir: Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin,” terang anaknya.

“Oh gitu ya Ma! Kalau mama pengin yang itu, doa spontan aja. Lalu kata yang tadi diulang-ulang. Itu juga doa yang bagus. Kita diingingatkan bahwa kita hidup dari Tuhan, hanya untuk Tuhan, dan kita akan kembali kepada Tuhan dalam sukacita kebangkitan,” jawabku.

“Mama jangan sedih, ya. Kalau doanya tidak selesai. Mama rajin berdoa, ya. Itu lebih dari cukup. Tuhan pasti senang dan sayang mama. Mami jangan takut ya,” hiburku.

Mama menggangguk. Dia memegang erat tangan saya, “Pastur doakan saya, ya,” pintanya serius.

“Pastilah Ma. Mama juga banyak doa, ya. Sekarang waktunya mama diutus Tuhan menjadi pendoa bagi keluarga, bagi semua orang ya,” kataku menghiburnya.

“Iya, Romo,” jawabnya.

Paulus mengamini ajaran Tuhan Yesus, dan berkata “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah baik Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu.” ay 16.

Tuhan, jadikanlah aku pendoa bagi diriku sendiri. Keluargaku yang kucintai. Dan sesamaku. Amin.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here