Sakit Hati

0
683 views

“Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.” (1 Sam 1, 7)

SETELAH acara evaluasi dan pembubaran Panitia Natal selesai, tiga orang dari mereka menikmati wedang rempah sambil ngobrol banyak hal, terutama pengalaman dalam kepanitiaan Natal.

Salah satu berkomentar, “Setiap tahun sekali kita merayakan Natal dan membentuk panitia. Dalam kepanitiaan selalu saja terjadi konflik yang menimbulkan kekecewaan dan sakit hati. Ada yang sakit hati, karena usulan biaya keamanan tidak disetujui; karena tugas sebagai lektor diganti orang lain; karena biaya konsumsi untuk latihan koor ditolak; karena ada orang yang berambisi untuk tampil dan yang lain tersingkir.” Teman lain menanggapi, “Iya, setiap tahun sekali selalu ada orang yang kecewa dan sakit hati; dan selalu saja orang yang membuat kecewa dan sakit hati orang lain.”

Kecewa dan sakit hati bisa dialami setiap orang, tua dan muda, anak-anak dan orang dewasa. Mereka kecewa dan sakit hati, ketika pendapat atau usulnya ditolak; ketika perannya diganti atau diambil alih orang lain; ketika diperlakukan tidak adil, diremehkan atau tidak dipedulikan, baik lewat kata-kata, sikap atau perilaku tertentu.

Ada orang yang dengan sadar dan sengaja membuat orang lain kecewa dan sakit hati, seperti dilakukan oleh Penina. Ada juga orang yang tanpa sadar atau sengaja menyakiti orang lain dengan kata-kata yang kasar atau sikap yang tidak baik. Hana mengalami kekecewaan dan sakit hati setiap tahun sekali. Tetapi ada banyak orang yang mengalaminya terlalu sering, bahkan setiap hari merasa dikecewakan dan disakiti hatinya.

Apa penyebab dan kapan sakit hati aku alami? Dalam hal apa dan kapan aku membuat orang lain sakit hati? Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here