Pengantar Redaksi: Selain Romo F. Danuwinata SJ –mantan Provinsial SJ Provinsi Indonesia—yang cukup mengenal dekat sosok Uskup Vikariat Apostolik Semarang Mgr. Albertus Soegijapranata SJ, ternyata ada sosok awam yang juga mengenal pribadi Mgr. Soegijapranata SJ justru karena fungsi dan perannya sebagai utusan beliau.
Saksi hidup ini adalah Bapak Ignatius Soejono yang secara tidak sengaja “ditemukan” Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta Pr saat melakukan pelayanan Sakramen Penguatan di Gereja Paroki Santo Thomas Rasul Bedono, Ambarawa, Jawa Tengah.
Berikut ini kami sampaikan catatan refleksi Mgr. Johannes Pujasumarta atas pertemuannya dengan Ignatius Soejono, saksi hidup tentang sosok Mgr. Albertus Soegijapranata SJ ini.
————————–
RINENGGA ing berkah lan pamudji rahardja.
Minggu, 17 Juni 2012, pada kesempatan perayaan ekaristi pelayanan Sakramen Penguatan di Gereja Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Oleh Romo Koko Pudji Wahyusulistiyono Pr –romo Paroki Bedono—saya lalu diperkenalkan dengan Bp. Ignatius Soejono (baca: Suyono). Di Pastoran St. Thomas Rasul Bedono itulah kami sempat berbincang-bincang mengenang Mgr. Albertus Soegijapranata SJ.
Bapak Ignatius Soejono lahir di Bedono tanggal 1 Juni 1938. Ia dibaptis di Gereja Randusari Semarang –kini katedral– pada tahun 1957. Pada tahun 1961-1962, Bapak Ignatius Soejono menjadi utusan Romo Kanjeng Albertus Soegijapranata, SJ.
Kisah hidup
Pak Soejono lalu bertutur: “Pada saat perjalanan naik kapal turis dari Australia ke Eropa, Rama Kanjeng numpang kapal itu juga menuju Vatikan untuk mengikuti Konsili Vatikan II. Dalam perjalanan itulah Romo Kanjeng singgah di Negeri Belanda, untuk mengadakan upaya diplomasi dengan Ratu Wilhelmina mengenai status Irian Barat.”
Upaya diplomasi itulah yang disebut dengan “Silent Diplomacy”.
Dalam perjalanan di atas kapal turis itulah Romo Kanjeng menulis surat pribadi yang ditujukan kepada Pak Utomo dan Bu Utomo.
Lalu Bapak Soejono menunjukkan surat tulisan Romo Kanjeng yang masih disimpannya.
Mengawali surat itu, Romo Kanjeng menulis, “Rinengga ing berkah lan pamudji rahardja tumeka marang Pak Utomo lan Bu Utomo, sumrambah marang mantene anyar lan adi-adine.”
(Semoga senantiasa dilimpahi berkat berlimpah disertai harapan agar senantiasa sehat sejahtera untuk keluarga pasangan Pak Utomo dan Bu Utomo, pengantin baru berserta sekalian adik-adiknya)
Tulisan pada surat pribadi Romo Kanjeng tidak mudah lagi untuk dibaca. (Bersambung)
Photo credit: Ignatius Soejono (Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta Pr)
Link: www.pujasumarta.multiply.com
Artikel terkait:
Saksi Hidup Ignatius Soejono: Wejangan Mgr. A. Soegijapranata tentang Hidup Bermasyarakat (2)