Rabu, 3 Januari 2024
- 1Yoh 2:29-3:6.
- Mzm 98:1.3cd-4.5-6.
- Yoh 1:29-34.
SALAH satu sikap atau tindakan memperjuangkan keadilan yakni dengan berani mengutarakan fakta yang sebenarnya. Akan tetapi tidak semua orang mampu mengambil sikap dan tindakan seperti ini. Hal ini disebabkan karena tidak berani, adanya tekanan atau ancaman dari pihak lain dan sebagainya.
Dalam hidup ini, ada saat dimana kita hanya perlu diam dan mendengar saja. Tetapi ada saat di mana kita juga harus secara tegas bersuara.
Sebab semua orang memiliki hak untuk berpendapat bahkan membela diri sekalipun. Sikap takut dan tidak berani akan cenderung membuat kita seperti seorang pengecut dan tidak mampu mengungkapkan kebenaran.
Padahal ketika kita menyampaikan pendapat bahkan mengungkapkan kebenaran, menunjukkan karakter dan ciri khas kekristenan yang meneladani Yesus.
Meski tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mengungkapkan kebenaran, kita dapat saja diperhadapkan dengan berbagai tantangan seperti tekanan, ancaman, status sosial yang rendah dll.
Jangan biarkan hal-hal tersebut membungkam mulut kita untuk memperkatakan kebenaran, karena dengan demikian menunjukkan keberpihakkan kita dalam memperjuangkan keadilan.
Baru-baru ini ada relawan yang dipukuli aparat, hingga di antara relawan itu harus mendapatkan perawatan yang intensif.
Dalam video yang bisa kita tonton bersama, kejadian itu begitu barbar. Beberapa relawan yang mengendarai sepeda motor itu dipaksa berhenti lalu dikeroyok, dipukul beramai-ramai.
Ada pihak-pihak lalim dengan segala cara berusaha mengiringi massa untuk mengesampingkan kebenaran.
Ketakutan sengaja disebarkan hingga orang tidak lagi bisa dengan jernih memilih yang sesuai dengan hati nurani.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”
Yohanes bersaksi dengan tegas dan berani. Berani bersaksi berarti berani memberikan segalanya bagi Tuhan Yesus Kristus. Artinya saksi Kristus sejati itu merupakan bentuk kemartiran.
Yohanes Pembaptis bersaksi tentang kasih Kristus. Ia memperjuangkan kebenaran dan keadilan hingga menjadi martir yang menumpahkan darahnya.
Kita bersaksi tentang kasih Kristus dalam hidup kita, tidak harus dengan menumpahkan darah, tetapi dengan hidup sebagai pengikut Kristus yang terbaik.
Pengikut Kristus yang sejati adalah tampak pada keberaniannya menyuarakan kebenaran, menolak kejahatan dan orang-orang yang suka berbuat kejahatan.
Selalu berbuat baik adalah wujud kesaksian sebagai pengikut Tuhan Yesus Kristus. Sama seperti Yohanes Pembaptis, kita berusaha supaya bersaksi tentang Tuhan Yesus Kristus dari apa yang kita hayati dalam saat-saat kehidupan.
Kesaksian yang paling kuat dan dalam itu bukan bersaksi tentang apa yang kita ketahui tentang Yesus Kristus namun yang kita alami tentang Kristus dalam hidup kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku berani bersaksi tentang Kristus berpangkal pada pengalaman batin hidup bersama Kristus?