“Jawab Yesus kepadanya, ‘Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?’” (Yoh 18, 23)
SEORANG imam memberikan pelayanan Pengakuan Dosa kepada seluruh umat, sebagai persiapan merayakan Paskah. Seorang ibu yang sudah tua memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan rahmat pengampunan. Setelah selesai mengakukan dosanya, ibu itu berkata, “Romo saya menyesal atas dosa-dosa saya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Saya mohon penetrasi yang berguna.” Imam itu membetulkan kata salah yang diucapkan oleh ibu yang tua, “Bukan penetrasi, tetapi penitensi.”
Mengucapkan kata secara tidak tepat atau salah bisa dialami oleh banyak orang, tidak hanya oleh seorang ibu yang sudah tua. Pengalaman seperti ini sering terjadi, entah dengan sengaja atau tidak dengan sengaja. Orang bisa keliru mengucapkan UPS menjadi USB; semakin menjadi semangkin; keliru mengucapkan lambang atau simbol negara; keliru mengucapkan tempat lahir proklamator; keliru menyebutkan juara pertama miss world, dan kekeliruan lainnya.
Orang sering keliru dalam mengucapkan kata-kata karena lupa atau sudah mulai pikun; karena tidak paham atau mengerti secara tepat. Kekeliruan dalam mengucapkan kata-kata bisa disengaja atau dilakukan dengan sadar dan dengan maksud tertentu, seperti untuk guyonan atau bercanda. Tetapi kekeliruan itu juga bisa terjadi secara spontan dan tanpa sengaja. Banyak pembawa acara sering mengakiri tugasnya dengan suatu permohonan maaf atas kekeliruan dalam mengucapkan kata-kata atau menyebut nama.
Orang yang salah atau keliru dalam berkata-kata, perlu ditunjukkan salahnya dan dibetulkan. Jangan mudah menampar, mengkritik atau mencaci maki orang yang salah dalam berkata-kata. Kata-kata yang secara spontan terdengar keras dan kasar, belum tentu salah atau keliru. Pemahaman salah atau benar terhadap kata-kata seseorang tidak bisa dilepaskan dari konteksnya.
Kapan saya telah salah dalam berkata-kata? Dan bagaimana cara saya dalam membenarkan atau menyalahkan kata-kata yang diucapkan sesama?
Teman-teman selamat siang dan selamat merenungkan peristiwa salib Yesus. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)