DI Jakarta
Katedral Katolik di samping Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal di samping Katedral Katolik
Minaret akbar mengapit Menara Salib
Salib tinggi mengapit Minaret tinggi.
Selalu dengan bangga ditutur:
bahwa arsitek Masjid Istiqlal adalah Friedrich Silaban;
Dia orang Kristen Protestan.
Umat kedua agama saling meminjam tempat parkir.
Katanya sudah sedang dibangun terowongan bawah tanah.
Dekat di atas tanah, dekat pula di bawah tanah.
Tak ada lagi yang kurang.
Melihat itu, orang bergumam satu suara:
Jakarta,
barometer Indonesia yang serba damai dan toleran.
Dari dulu kita sudah selalu rukun,
selalu bersahabat dan bersaudara.
Kalau ada apa-apa pasti cepat saling memaafkan,
jujur dan ikhlas, tanpa ada rasa dendam.
Kita sudah bisa saling membantu,
saling menguatkan dalam suka dan duka.
Kita kenal slogan Orba gotong-royong.
Sesungguhnya damai itu sangat indah;
sesungguhnya kerukunan itu ibarat surga;
semua gembira, semua puas, semua maju,
bahagia lahir dan bathin.
Di wajah terbaca ketenteraman hati.
Hari ini,
jangan hanya karena nafsu kuasa duniawi yg memuaskan diri sesaat saja,
lalu kita saling menjauh dan saling membenci;
merusakkan suasana yang begitu indah,
harta terindah kita bersama.
Jangan.
Berpikirlah sebelum berbuat.
Mari tingkatkan tali silahturahmi,
mari tingkatkan semangat persahabatan dan persaudaraan.
Jangan lupa,
kita orang Indonesia punya semacam DNA,
yang membedakan kita dari sisa dunia ini,
membuat kita unik dan powerful di mata mereka,
bahwa kita punya “Pancasila”.
Salam Damai Negeriku.
Roma, Italia, 7 September 2020
Padre Marco