Puncta 21.12.21
Selasa Pekan Khusus Advent
Lukas 1: 39-45
SUDAH cukup lama ada penelitian bahwa musik klasik sangat membantu bagi ibu yang sedang hamil.
Tidak saja memberikan ketenangan batin, namun ternyata musik klasik dapat merangsang kecerdasan otak bagi janin.
Profesor Chung-Hey Chen dari College of Nursing di Kaoshiung Medical University Taiwan mengadakan penelitian hubungan antara musik klasik dengan janin dalam kandungan.
Ia menyebutkan bahwa terapi musik mampu menurunkan tingkat kecemasan, stres hingga depresi saat menjalani kehamilan.
Selain membantu kondisi mental menjadi lebih positif, ada banyak manfaat lain dari mendengarkan musik klasik seperti: meningkatkan refleks bayi, merangsang kemampuan indra pendengaran bayi, memberi ketenangan dan membantu kehamilan lebih rileks, mampu mengembangkan kemampuan belajar serta perilaku, mengurangi masalah tidur yang terjadi pada ibu hamil, meningkatkan kualitas hubungan bersama bayi selama di dalam kandungan, membekali si kecil agar terlahir menjadi sosok yang cerdas, berprestasi dan memiliki kemampuan berkualitas.
Lagu-lagu Beethoven seperti Fur Elise, Moonlight Sonata atau Ave Maria sangat bagus didengarkan bagi janin.
Intinya rangsangan positif dari luar akan berdampak positif bagi bayi dalam kandungan.
Salam yang disampaikan Maria kepada Elisabet tidak sekedar sebuah lagu yang merdu, namun getaran berkatnya dapat dirasakan oleh bayi yang dikandung Elisabet.
Dia berkata, “Sebab sesungguhnya ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.”
Salam atau titah Maria adalah berkat yang luar biasa. Salam itu membawa kegembiraan dan sukacita. Salam itu menembus sampai ke dalam rahim kehidupan.
Dalam tradisi Jawa ada istilah “Sabda pandhita ratu tan kena wola-wali, sepisan mesti dadi.” Apa yang diucapkan oleh seorang pandhita (orang suci) dan ratu atau raja punya daya kekuatan yang besar sehingga akan terjadi atau terlaksana.
Ucapan itu seperti mantra yang akan terpenuhi.
Ucapan Maria kepada Elisabet mempunyai daya kekuatan besar yang juga dirasakan oleh Yohanes yang masih di dalam kandungan.
Sekarang kita mewarisi doa Salam Maria. Doa itu jika diucapkan dengan sungguh-sungguh juga mempunyai kekuatan yang besar.
Peristiwa sapaan Maria kepada Elisabet ini juga sering kita ucapkan.
Mungkin kita tidak sadar melantunkannya, hanya sebatas rutinitas belaka. Maka kurang mempunyai daya.
Kalau kita mendoakannya dengan sungguh-sungguh dan dihayati, dayanya seperti yang dialami Elisabet dan janin dalam rahaminya itu.
Apakah doa kita sungguh-sungguh keluar dari hati yang tulus?
Apakah sapaan salam kita juga keluar dari hati yang bersukacita?
Ke Blabak beli tahu kupat,
Tahunya empuk terasa nikmat.
Salam Maria penuh rahmat,
Sapaanmu membawa berkat.
Cawas, sapaan gembira…