Bacaan 1: Yeh 18:25-28
Bacaan 2: Flp 2:1-11
Injil: Mat 21:28-32
“Salam satu jiwa” merupakan nyanyian wajib (anthem) Aremania, pendukung klub sepak bola Malang, Arema FC. Mulai dipopulerkan sejak 2010, salam tersebut menjadi satu kebersamaan diantara Aremania dan para pemain Arema FC.
Suatu salam khas yang menyatukan jiwa secara lintas daerah dan generasi di Kawasan Malang Raya untuk mendukung klub kebanggaan mereka. Meskipun berbeda-beda mereka tetap satu, sehati dan sepikiran bagi Arema FC.
Hidup berdampingan atau berkomunitas memang tidak mudah. Paling tidak ini dialami oleh jemaat di Filipi, sebagai koinonia bukannya bersatu dalam sukacita iman namun malah saling berselisih. Maka dalam surat peneguhannya, Rasul Paulus menasihati agar mereka,
“hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati…”
Harus rendah hati sama seperti teladan Tuhan Yesus Kristus yang mau merendahkan Diri meninggalkan kesetaraannya dengan Allah dengan mati di kayu salib.
Sikap rendah hati juga bisa ditunjukkan melalui pertobatan, mengakui kesalahan dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Hal ini dinubuatkan oleh Nabi Yehezkiel agar umat Israel selamat dari murka Allah (menyelamatkan hidup mereka):
“Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya.
Ia insaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.”
Kerendahan hati dan pertobatan para pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal yang dianggap pendosa oleh kaum Farisi, sangat disukai Tuhan Yesus. Sikap pertobatan tersebut menunjukkan sikap “satu hati, satu jiwa dan satu tujuan” menuju tujuan akhir meraih kasih karunia hidup kekal bersama Kristus.
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Pesan hari ini
Buang ego dan mulailah bersikap rendah hati.
Sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan menuju hidup kekal bersama Kristus. “Salam satu jiwa” dalam iman Kristus.
“Kebahagiaan hidup yang sebenarnya adalah hidup dengan rendah hati.”