Puncta 26.02.24
Senin Prapaskah II
Lukas 6: 36-38
PRIA kelahiran Madhya Pradesh ini dikenal sebagai bintang Bollywood yang dermawan dan murah hati. Ia banyak menolong teman-teman aktor atau aktris India yang mengalami kesulitan. Katrina Kaif, Govinda, Dia Mirza, Suniel Shetty dan Preity Zinta pernah ditolongnya saat mereka terpuruk dan kesulitan.
Dia Mirza sangat berhutang budi kepada Salman Khan karena telah menyelamatkan nyawa ibunya.
”Kalau tidak karena Salman, ibunya tak terselamatkan,” kata dokter yang menangani.
Dengan honor yang didapat dari film, Salman banyak menyumbang kepada panti asuhan, anak-anak miskin, orang-orang sakit dan sebagainya. Dia dipandang sebagai “Robinhood dari India,” karena kedermawanannya.
Hari ini Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya, “Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu adalah murah hati.”
Kemurahan hati adalah sikap dasar Allah. Kemurahan hati Allah itu dilukiskan seperti matahari yang bersinar untuk siapa pun. Orang baik atau pun orang jahat semua mendapat hangat sinarnya.
Kemurahan hati Allah itu hendaknya kita contoh. Maka Yesus menyuruh kita untuk berbagi. “Berilah, dan kamu akan diberi; suatu takaran yang baik dan dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu.”
Tentang kemurahan hati ini, Yesus banyak memberi contoh dengan perumpamaan; Orang Samaria yang baik hati, Janda miskin yang murah hati, Bapa yang menerima anak bungsunya, Gembala yang mencari domba yang tersesat.
Tidak hanya mengajarkan, Yesus mempraktekkan kemurahan hati Allah itu dengan semangat pengampunan. Ia mengampuni perempuan yang berzinah.
Ia bahkan mengampuni para musuh yang menyalib-Nya. Ia menjanjikan firdaus bagi penyamun yang bertobat. Yesus adalah wajah kemurahan hati Bapa.
Maka Ia mengajak kita semua untuk murah hati. “Hendaklah kamu murah hati, sebagaimana Bapamu adalah murah hati.” Maukah kita bersikap murah hati?
Marilah pada masa Prapaskah ini kita mempraktikkan semangat kemurahan hati Allah ini.
Naik onta pagi-pagi ke Gunung Sinai,
Ada batu besar tercetak seperti sapi.
Jangan menunggu kaya untuk memberi,
Janda miskin dipuji karena rela berbagi.
Cawas, belajar bermurah hati
Rm. A. Joko Purwanto Pr