Bacaan 1: Yeh 24:15-24
Injil: Mat 19:16-22
Keluarga adalah orang-orang yang paling dekat dan dikasihi. Tentu berat, saat salah satu darinya harus pergi meninggalkan dunia ini selamanya.
Seorang teman tiba-tiba harus kehilangan istrinya saat berada disampingnya ketika sedang beribadah. Tentulah kesedihan yang sangat mendalam baginya dan keluarga. Siapa saja tidak akan pernah siap menghadapi situasi semacam itu.
Hari ini kita mendapatkan peneguhan lewat dua bacaan tentang bagaimana menyikapi masalah duniawi.
Nabi Yehezkiel diutus untuk berbicara kepada bangsa Israel mengingatkan kelakuan mereka. Namun yang menjadi berat adalah, nabi dipakai sebagai “role model” kesengsaraan bangsa Israel.
Milik nabi yang paling dikasihi, yaitu istrinya malam itu juga akan dipanggil Tuhan namun nabi harus tegar dan tidak boleh meratap.
Nabi harus menyangkal diri dari kesedihan mendalam.
“Hai anak manusia, lihat, Aku hendak mengambil dari padamu dia yang sangat kaucintai seperti yang kena tulah, tetapi janganlah meratap ataupun menangis dan janganlah mengeluarkan air mata.
Diam-diam saja mengeluh, jangan mengadakan ratapan kematian; lilitkanlah destarmu dan pakailah kasutmu, jangan tutupi mukamu dan jangan makan roti perkabungan.”
Bahwa akan seperti itulah nasib bangsa Israel jika tidak bertobat.
Bait Allah sebagai lambang kejayaan bangsa itu, akan dihancurkan-Nya karena telah dicemari berhala yang mereka sembah. Selain itu, kehidupan bangsa itu akan penuh dengan penderitaan dahsyat dan tak lagi sempat meratapinya.
Seseorang yang datang kepada Tuhan Yesus merasa kecewa karena harus melakukan penyangkalan diri terhadap kekayaannya. Orang itu sangat kaya dan sepertinya berat saat diminta untuk meninggalkan semua itu.
“Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Syarat kemuridan Yesus adalah “Sangkal Diri”.
Fokus dan memberikan tempat utama di hati, hanya untuk Tuhan Yesus tanpa peduli apa yang dimiliki di dunia ini. Seseorang terlahir di dunia tidak membawa apa-apa. Maka sejatinya ia juga tidak memiliki apa-apa saat hidupnya, sebab semuanya milik Allah.
Memang berat menjadi murid Kristus.
Pesan hari ini
Sangkal diri (terhadap apapun), adalah syarat mutlak kemuridan Yesus.
Rela melepaskan keterikatan duniawi.
“Tuhan memberikan karunia berupa kehidupan. Selanjutnya berikan diri kita hadiah berupa hidup dengan baik.”