Bacaan 1: Ul 4:32-40
Injil: Mat 16:24-28
Beberapa waktu lalu Gempa Besar mengguncang kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, berkekuatan 7.4 SR. Anthonius Gunawan Agung, Petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia cabang Palu meninggal dunia dalam tragedi itu.
Anthonius meninggal dunia akibat melompat dari tower ATC, usai menyelesaikan tugasnya memandu pesawat “take off”. Ada ratusan orang di dalam pesawat tersebut diselamatkannya.
Jika Anthonius hanya memikirkan keselamatan dirinya, bisa saja ia meninggalkan pekerjaannya (lari) dan tak peduli nasib ratusan orang tersebut. Namun ia memilih menyelamatkan mereka meski kehilangan nyawanya.
Anthonius telah “menyangkal dirinya” (keinginan pribadinya) dan memilih melaksanakan sesuai dengan kehendak-Nya, meyelamatkan nyawa banyak orang, itulah “sangkuli-nya”.
Dalam iman katolik “sangkuli”, artinya menyangkal diri dan memikul salib pribadi. Memilih hidup merasakan penderitaan bersama Kristus menyelamatkan orang lain.
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Namun tidak semua penderitaan adalah “sangkuli”.
Salib merupakan penderitaan yang harus Yesus tanggung dalam menyelamatkan semua orang berdosa sebagai wujud ketaatan pada Bapa-Nya.
Demikian juga setiap pengikut Kristus wajib mengikuti teladan tersebut.
Dalam nasihatnya kepada bangsanya Israel sebelum mereka memasuki “Tanah Terjanji”, Musa mengingatkan untuk menjaga semua aturan hukum Allah yang telah ia ajarkan agar hidup mereka terjamin oleh Allah.
Tidak melakukan penyembahan berhala lagi sebab Allah itu Esa.
“Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.
Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.
Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk selamanya.”
Pesan hari ini
“Sangkuli” bukanlah penderitaan karena kekonyolan atau kebodohan namun karena ketaatan pada perintah Kristus, menderita bersama-Nya bagi orang lain.
Allah itu Esa, tiada yang lain.
“Menyangkal diri adalah menempatkan kebenaran dan kehendak Allah lebih tinggi daripada keinginan pribadimu.”