SEJAK tahun 2010-an, sapaan “Berkah Dalem” mulai dipopulerkan lagi. Jauh ke belakang di tahun 1980-an, salam ini juga telah sering diucapkan Romo P. Roze Meijer MSC di Paroki St. Paulus, Wonosobo.
Namun, setelah beliau pulang kembali ke Belanda, salam itu tidak terdengar lagi.
Romo paroki menggunakan sapaan itu mulai dasa warsa tahun 1970-an. Paling tidak Romo Th. Tangelder MSC sering menyapa umat dengan diawali salam berupa Berkah Dalem. Ia pernah menjadi dosen Hukum Gereja di Seminari Tinggi Pineleng dan peritus MAWI untuk Konsili Vatikan II.
Muncul lalu hilang
Saat memasuki gerbang Seminari Mertoyudan hingga keluar gerbang, Juli 1982 sampai Juni 1986, tak pernah terdengar salam Berkah Dalem. Seolah ungkapan itu hilang ditelan bumi.
Yang digunakan adalah sapaan biasa, “Selamat pagi, Selamat siang, Selamat malam,” sine, tanpa “Berkah Dalem“.
Barangkali sapaan khas keagamaan harus diganti dengan padanan dalam Bahasa Indonesia. Masih digaungkan slogan: “Berbahasa Indonesia yang baik dan benar.”
Baru beberapa tahun terakhir ini sapaan Berkah Dalem bergema kembali. Di Regio Timur Keuskupan Malang, sapaan ini digunakan pertama kali oleh Romo Ae Eko Aldilanto O.Carm.
Kemungkinan beliau terinspirasi saat mengikuti pertemuan di KWI atau pertemuan lain dengan sesama teman, seperti Mgr. Rubiyatmoko, teman sekelasnya.
Arti ungkapan “Berkah Dalem”
Kata berkah selalu bermakna: segala hal baik dan dimohonkan untuk dicurahkan dari surga. Dan kata dalem memiliki beberapa makna, salah satunya: rumah.
Orang Jawa mirip dengan Yahudi saat menyapa Allah. Selalu menggunakan kata lain untuk menyapa Allah. Maka, dalem, rumah, mengacu ke surga atau rumah Allah.
Bila mengacu pada Allah, huruf d ditulis dengan huruf kapital.
Tapi, saat iseng membaca Kitab Rut, terbaca kisah perjumpaan Boaz dengan para pekerjanya di ladang gandum. Boaz menyapa mereka sebagai sesama umat, bukan majikan dan pekerja atau budak.
Dikisahkan: Lalu datanglah Boas dari Betlehem. Ia berkata kepada penyabit-penyabit itu: “TUHAN kiranya menyertai kamu.”
Jawab mereka kepadanya: “TUHAN kiranya memberkati tuan.” (Rut 2:4)
Bila membaca Vulgata: “Et ecce, ipse veniebat de Bethlehem, dixitque messoribus: “Dominus vobiscum.”
Ungkapan Dominus vobiscum ditemukan dalam teks liturgi. Tetapi, jawaban para penyabit rupanya menginspirasi pencipta ungkapan Berkah Dalem.
Ungkapan ini sepadan dengan teks Vulgata “Benedicat tibi Dominus“.
Akhirnya, Berkah Dalem.
26.12.2022. bm-1982. ac eko wahyono
Baca juga:
- Jesuit Sandal Jepit: Ucapan Salam “Berkah Dalem”, Warisan Rohani Romo Soetapanitra SJ (1)
- Jesuit Sandal Jepit: Romo Soetapanitro SJ, Warisan Ucapan “Berkah Dalem” (2)