Puncta 15.09.23PW. St. Maria Berdukacita Lukas 2: 33-35
APAKAH anda seorang calon ayah yang sedang menantikan kelahiran anak? Pahamilah bagaimana penderitaan seorang ibu atau istri anda yang sedang hamil.
Sebelum seorang ibu melahirkan anaknya, ia sudah mengalami penderitaan selama sembilan bulan lebih. Setelah anaknya lahir, penderitaan ibu belum berakhir.
Penderitaan ibu waktu hamil banyak macamnya, misalnya mual dan muntah atau yang sering disebut morning sickness. Tiga bulan pertama wanita hamil sering mual dan muntah-muntah.
Ibu hamil juga sering merasa pusing karena cepat capek. Maka berikan pijatan lembut padanya atau gantikan tugas pekerjaannya di rumah. Hal itu sangat membantunya.
Ibu hamil juga sering buang air kecil saat batuk, bersin atau tertawa keras-keras. Hal ini disebabkan karena ukuran janin makin membesar.
Ibu hamil sering mengalami kesulitan untuk tidur nyenyak karena usia janin yang makin besar, serta janin yang sudah sering aktif bergerak-gerak.
Masih banyak lagi penderitaan ibu hamil misalnya, pegal-pegal, nyeri di payudara karena membesar, sering sembelit, gatal-gatal di kulit dan mudah kram di kaki. Begitu banyak derita seorang ibu.
Hari ini Gereja memperingati St. Perawan Maria yang berdukacita. Seumumnya wanita, Maria juga mengalami penderitaan sebelum melahirkan Yesus.
Tidak hanya derita fisik, secara psikis dan rohani, Maria juga punya beban yang berat.
Gereja Katolik mencatat dalam Kitab Suci ada tujuh duka Maria. Duka Maria saat di Bait Suci, Simeon meramalkan bahwa, “Jiwamu akan ditembusi dengan pedang.” Hati Maria akan mengalami sengsara bersama Yesus.
Maria mengalami kedukaan saat mereka harus mengungsi ke Mesir. Duka Maria berlanjut saat Yesus “hilang” di Bait Allah. Mereka harus mencari-Nya selama tiga hari.
Maria berduka saat berjumpa Yesus yang memanggul salib. Dukanya makin menjadi saat melihat Yesus wafat di kayu salib.
Lalu Maria sungguh merasakan tembusan pedang saat memangku jenasah Yesus. Duka terakhir saat Maria menghantar jenasah-Nya dimakamkan.
Maria sudah memanggul salib sebelum Yesus, Puteranya memanggul salib-Nya ke Golgota. Kasih suci Maria ditunjukkan bukan saat Yesus berhasil, tetapi saat Yesus menderita.
Cinta sejati akan muncul saat orang sedang mengalami penderitaan, jatuh tersungkur, direndahkan sehina-hinanya.
Di sanalah cinta dan kesetiaan akan diuji oleh peristiwa duka. Maria menjadi teladan cinta dan kesetiaan. Mari kita meneladan kesetiaan Maria.
Ulangtahun banyak teman datang ikut pesta,
Saat jatuh tak satu pun nampak batang hidungnya.
Ya Maria bantulah kami untuk selalu setia,
Kendati harus memanggul salib yang hina dina.
Cawas, teman dalam duka cita
Rm. A. Joko Purwanto, Pr