Sapu Lidi

0
67 views
Ilustrasi - Menyapu halaman. (Ist)

Puncta 7.3.24
Kamis Prapaskah III
Lukas 11: 14-23

SEBELUM meninggal seorang ayah mengumpulkan anak-anaknya. Mereka disuruh berkumpul di dekat kursi rodanya.

Ayah itu membawa batang-batang lidi. Masing-masing anaknya diminta untuk “nyoklek-nyoklek” atau memotong batang lidi. Mereka dengan mudah melakukannya.

“Sekarang, kalian putuskan sapu lidi ini,” perintahnya kepada si sulung. Anak pertama kesulitan melakukannya. Begitu pula anaknya yang kedua. Anak bungsu itu dengan sekuat tenaga berusaha memotong juga, tetapi gagal total.

Ayah mau berpesan, “Sepeninggal ayah, kalian harus seperti sapu lidi ini. Tetaplah rukun bersatu sebagai kakak beradik. Pasti kalian akan berhasil dan kuat. Sebaliknya kalau kalian terpisah jadi batang-batang lidi, kalian akan mudah tercerai-berai dan lemah, tidak akan kuat.”

Yesus dituduh orang-orang yang meragukan kuasa-Nya. Ia dituduh menggunakan kuasa penghulu setan yakni Beelzebul. Ada pula yang minta tanda dari surga untuk membuktikan kuasa-Nya.

Menjawab keraguan mereka, Yesus berkata, “Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, setiap rumahtangga yang terpecah-pecah pasti runtuh.”

Ia menggunakan perumpamaan, “Jikalau iblis itu terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?”

Kalau iblis-iblis tidak bersatu dan saling melawan dan menjatuhkan, bagaimana mereka bisa bertahan?

Yesus menegaskan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa Allah. Ia diutus untuk membawa keselamatan dan kebahagiaan hidup bagi semua orang. Ia membawa kuasa Allah. Segala kuasa jahat dari setan dan iblis dikalahkan-Nya.

Dengan demikian, Yesus menghadirkan Kerajaan Allah di tengah-tengah manusia yang sedang mengalami kegelapan karena dikuasai iblis.

Sekarang ada banyak kuasa kegelapan dan kejahatan, maka kita bisa memohon kepada Yesus untuk mengusirnya.

Ada setan yang membisukan. Ada setan yang membuat kita diam. Diam terhadap ketidakadilan. Diam terhadap tindak korupsi. Diam terhadap penindasan dan kesewenang-wenangan.

Kita sering dikuasai setan diam itu, sehingga membiarkan kejahatan dan kecurangan terjadi di sekitar kita.

Mari kita mohon kepada Tuhan agar tidak dibelenggu oleh dosa diam. Dosa diam hanya akan melestarikan kuasa jahat menguasai kita semua.

Naik bis dari Kampung Rambutan,
Sopirnya cantik kerja dengan cekatan.
Kalau kita diam melihat kecurangan,
Kuasa setan sedang bergentayangan.

Cawas, Bersatu kita teguh
Rm. A. Joko Purwanto Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here