Selasa, 27 Februari 2024
- Yes. 1:10,16-20;
- Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23;
- Mat. 23:1-12
KITA semua tentu pernah mengucapkan sesuatu yang kemudian kita sesali. Mungkin kita pernah keliru bicara di depan banyak orang, atau mengucapkan sesuatu yang menyakiti seorang teman atau orang yang kita kasihi. Mungkin kita pernah melontarkan guyonan kasar, ungkapan kemarahan, atau komentar tanpa pikir panjang di akun media sosial kita.
Kita dipanggil untuk hidup menuruti kehendak Allah dengan mengizinkan terang firman-Nya menyinari jalan kita. Dengan berpegang teguh pada sabda Tuhan kita akan hati-hati dalam berkata dan bertindak.
“Saya sebenarnya sangat prihatin dengan apa yang sering dikatakan oleh sahabatku. Di beberapa kesempatan dia berkata, “Do as I say, not as I do”, yang artinya, “Ikutilah perkataan saya; bukan perbuatan saya”?
Perkataan itu, menurutku menunjuk kepada seorang pribadi yang tidak melakukan apa yang ia ajarkan, bahkan orang itu mungkin saja melakukan kebalikan dari apa yang ia ajarkan. Sebagai seorang pemimpin, saya prihatin karena dia tidak bertanggungjawab dengan jalan pikir seperti itu.
Dalam pelayanannya, Tuhan Yesus berjumpa dengan orang-orang seperti itu. Dia menegur mereka dengan sangat keras, bahkan Dia menyebut mereka sebagai orang-orang munafik dan mengibaratkan mereka seperti kuburan yang dilabur putih, yang kelihatan bersih di luar, tetapi sebenarnya penuh dengan tulang-belulang dan pelbagai macam kotoran di dalamnya.
Kepada murid-murid-Nya, Tuhan Yesus berkata, “Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya,” urainya.
Kita dipanggil untuk berusaha menjaga perilaku kita supaya selaras dengan hati kita yang sudah diperbarui Allah melalui firman-Nya. Dengan demikian, aktivitas pelayanan yang kita lakukan bukan untuk dipandang sebagai orang yang hebat dan bukan sebatas kewajiban.
Melalui perbuatan kita, orang lain mestinya dapat merasakan kasih Kristus. Bukan untuk menuai pujian atas kehebatan kita, melainkan sebagai bentuk ketaatan kita pada Tuhan yang layak ditinggikan. Karya keselamatan yang kita terima melalui Kristus dapat kita perlihatkan agar membawa kesaksian yang baik bagi orang lain.
Maka, kita akan bersukacita atas sabda yang kita terima dan yang kita hidupi dalam hati, pikiran dan perkataan serta tindakan.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku menjalankan kehendak Allah dengan kata dan perbuatanku?