Senin, 21 April 2025
Kis. 2:14,22-32.
Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11. Mat. 28:8-15
SATYAM eva jayate yang berarti ‘Hanya Kebenaran yang Berjaya’.
Dalam dunia yang kerap dibungkus oleh kebohongan, ditarik oleh benang-benang manipulasi, dan digerakkan oleh kepentingan pribadi, kita sering bertanya—masihkah kebenaran punya tempat? Masihkah suara kejujuran bisa terdengar, ketika suara kebohongan terdengar lebih keras dan lebih menguntungkan?
Namun Paskah memberi kita jawaban yang teguh dan tak tergoyahkan: Ya, kebenaran tetap bersinar. Bahkan ketika upaya untuk memadamkannya begitu rapi dan terorganisir. Hanya kebenaran yang berjaya.
Hari ini, kita pun dipanggil untuk meneruskan keberanian para murid. Jangan takut memberi kesaksian tentang Tuhan yang hidup.
Jangan takut menjadi suara yang berbeda di tengah arus dunia. Karena bersama Dia yang bangkit, kita tidak pernah berjalan sendiri.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.
Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”
Begitulah instruksi yang diberikan kepada para penjaga kubur Yesus. Mereka yang menjadi saksi bisu akan kuasa Allah, justru dibungkam dengan uang.
Dibayar untuk berbohong. Dibujuk agar memutarbalikkan kebenaran. Dan tragisnya, mereka menurut. Kebenaran tentang kebangkitan yang seharusnya mereka saksikan dengan gentar, malah dikubur di bawah kepentingan pribadi dan rasa takut.
Kisah ini membuka mata kita akan satu kenyataan: kebenaran sering kali bukan dikalahkan oleh kekuatan, tapi oleh kompromi.
Para penjaga tahu apa yang mereka lihat, tapi memilih kenyamanan, keamanan, dan uang, daripada berkata jujur.
Kita hidup di zaman yang tidak jauh berbeda dari masa itu. Berita palsu tersebar cepat.
Kejujuran terkadang dianggap kelemahan. Kebaikan pun bisa dipelintir demi narasi tertentu.
Tapi Paskah mengingatkan: terang tidak pernah kalah oleh gelap. Meski tersembunyi sesaat, terang selalu muncul dan mengusir kegelapan.
Tuhan tidak pernah berhenti bekerja. Kebenaran-Nya tetap teguh. Dan kita dipanggil bukan hanya untuk mempercayai terang itu, tetapi juga menjadi pembawanya.
Meski dunia bisa memutarbalikkan cerita, kebenaran Tuhan tidak bisa digulingkan. Satyam eva jayate
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku berani bersaksi tentang kebenaran di tengah arus kebohongan yang terjadi?