Sayang Anak

0
324 views
Keluarga harmoni

Sabtu 6 Januari 2024

  • 1 Yohanes 5:5-13.
  • Mzm. 147:12-13,14-15,19-20.
  • Markus 1:7-11.

TIDAK ada yang bisa menandingi cinta orang tua kepada anaknya. Segala cara dilakukan orangtua dalam mengungkapkan rasa cintanya.

Setiap tindakan orangtua membawa pesan yang jelas bagi anak-anaknya supaya mereka tahu betapa orangtua menghargai, peduli, dan mencintai mereka.

Tidak ada yang tidak bisa dilakukan orangtua untuk anak-anak mereka. Jatuh bangun dilakukan orangtua dalam memenuhi segala kebutuhan buah hatinya.

Mengurbankan waktu, tenaga, dan bahkan airmata dilakukan orangtua demi kebahagiaan sang anak. Tak ada orangtua yang ingin anak-anaknya menemui kegagalan dalam hidupnya.

Orangtua mengasuh, merawat, membesarkan anak-anak mereka hingga mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri.

Bahkan demi masa depan dan kebahagiaan anak-anak tidak sedikit orangtua yang rela melakukan apa saja, bahkan jika harus melanggar tatanan hidup bersama. Orangtua bisa kalap dan semua aturan ditabrak demi sang buah hatinya.

“Sejak usia delapan tahun, saya hidup bersama ayah, karena ibuku meninggal,” kata seorang gadis.

“Ayah menjaga dan merawatku dengan sangat baik. Dia selalu menyiapkan sarapan dan menata bajuku dan membantuku merapikan buku-buku pelajaran sekolahku sebelum berangkat ke sekolah,” sambungnya.

“Ketika saya menginjak usia SMP, saya tahu bahwa ayah sering kesepian, maka saya minta ayah untuk menikah lagi, namun ayah selalu bilang, tidak akan menikah sebelum saya dewasa dan mandiri,” paparnya.

“Saya ingin melihat kamu wisuda dan menyertaimu ke altar untuk menikah dengan lelaki pilihanmu,” kata ayahku setiap kali saya bicara soal kesendiriannya.

“Saya sangat bersyukur kepada ayahku yang menepati janjinya, terima kasih telah menjadi ayah dan sekaligus ibuku,” tegasnya

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, lalu terdengarlah suara dari surga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Di Sungai Yordan, terjadilah penampakan keilahian Yesus. Langit terbuka dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Terdengarlah suara Bapa, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Dalam hal ini, Bapa sendirilah yang mengungkapkan siapa Yesus, Putera-Nya yang terkasih.

Pewahyuan ini bukan hanya untuk Yohanes dan orang Yahudi. Pewahyuan ini untuk kita juga.

Yesus sendiri, Putra Bapa yang terkasih, yang dinyatakan kepada orang-orang Yahudi di Sungai Yordan, terus-menerus dinyatakan kepada kita setiap hari, yakni di Gereja, di dalam doa, di dalam saudara-saudari kita, pada pembaptisan yang telah kita terima yang menjadikan kita anak-anak dari Bapa yang sama.

Seperti Yesus yang membawa misi khusus menghadirkan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan ke dunia ini, demikian juga dipundak kita ada tanggung jawab menjalankan misa Allah di dunia.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah saya sadar akan perutusan yang dipercayakan Bapa kepada saya?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here