“Jadikan gerakan Pramuka sebagai solusi atas sebagian masalah yang dihadapi oleh para pelajar, sekolah, masyarakat, dan lingkungan,” kata Presiden Yudhoyono saat memberikan amanat pada peringatan HUT Gerakan Pramuka ke 51 di Cibubur, Jakarta, Senin.
Dengan demikian, menurut Presiden, gerakan Pramuka dapat bertahan dan sesuai dengan perkembangan jaman.
Presiden mengatakan, globalisasi dewasa ini telah menjadi ikon perubahan, dengan ditemukannya berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonogi yang mempermudah kegiatan umat manusia.
Sedangkan batas-batas jarak semakin dekat, dan setiap perkembangan di belahan bumi lain dengan mudah dapat didengar, dibaca dan dilihat.
“Di tengah arus kemajuan itu, kita harus terus berusaha dan berikhtiar untuk membentengi jati diri kita sebagai bangsa, seraya mencari dan menciptakan peluang untuk kemajuan negeri kita,” katanya.
Untuk itu, menurut Presiden, gerakan Pramuka juga perlu terus ditingkatkan untuk mengasah ketrampilan, inovasi, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Agar generasi kita kini dan mendatang memiliki daya saing yang tinggi,” kata Presiden.
Sementara itu, Presiden mengingatkan kembali tekad untuk melakukan revitalisasi gerakan Pramuka yang telah dikumandangkan sejak 2006. Apalagi setelah diundangkannya UU No. 22 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Menurut Presiden, revitalisasi gerakan Pramuka merupakan peta jalan (road map), yang disusun bersama untuk memastikan bahwa pendidikan kepramukaan tetap diminati oleh generasi muda, serta memiliki manfaat bagi kemaslahatan kita sebagai warga bangsa dan warga dunia lainnya.
“Revitalisasi mengandung makna penguatan dan akselerasi,” kata Presiden.
Menurut Presiden, dengan penguatan dan akselerasi diharapkan akan membentuk berbagai fondasi dasar.
Pertama, tumbuhnya sikap cinta tanah air. Kedua, terpupuknya solidaritas kemanusiaan. Ketiga, terbentuknya budaya kepramukaan dan Keempat, terpatrinya budaya ke-Indonesiaan yang warna-warni, berbeda-beda.