SEPERTI bermimpi sehari ini
aku boleh bersama seorang Idolaku
seorang Kiai sepuh yang Indah bagiku
dan Beliaulah Kiai Haji Mustofa Bisri
beberapa hari lalu tepatnya hari Kamis malam
kuterima pesan dari Fitra Tama
dari tim Mata Najwa Metro TV Jakarta
yang hendak membuat episode sosok Gus Mus
dan Mata Najwa ingin mendapat komentar dariku
mengenai sosok Gus Mus di mata romo
bolehkah?
maka kujawab oke
sesudah kumemohon ijin dari Pimpinanku
yakni Romo FX Sukendar sebagai Pejabat Uskup
di Keuskupan Agung Semarang saat ini
dan beliau menjawab
: sugeng ngayahi karya persaudaraan sejati. Sae
mengapa kumemohon ijin bukan karena apa-apa
melainkan karena hari yang dijadwalkan
untuk shooting bertepatan dengan hari penting
bagi kami para Imam se-Keuskupan Agung Semarang
yakni saat kami harus membarui janji Imamat kami
dalam Misa Krisma di Gereja Katedral Keuskupan
dan demi partisipasi pada episode sepenting Ini
tentang Sosok Seorang KH Mustofa Bisri
maka Romo Pejabat Uskup pun mengijinkanku pergi
demi merajut persaudaraan sejati
itu sesuatu yang Terpuji
maka hari ini pagi-pagi buta aku sudah bangun
meski semalam kutidur terlalu larut
sepulang dari Bandungan
mengikuti hari pertama rekoleksi Imam
menjelang Paskah 2016 ini
kuberangkat menuju Jakarta
terbang di angkasa bersama gemawan
berjumpa Kiai Sepuh yang Indah Menawan
ya… KH Mustofa Bisri atau Gus Mus tercinta
setiba di Jakarta
meski ada demo ribuan sopir taksi
karena persoalan akibat Uber dan Grab transportasi
konon membuat gaji mereka berkurang hasilnya
kutetap bisa melaju lancar menuju gedung Metro TV
berkat dan karena jasa
kang Abdul Haris salah seorang driver Metro TV
saat kumasuk ruang lobi
kulihat KH Mustofa Bisri bersama Fatima Sang Umi
sudah lebih dahulu tiba dan menanti
dan langsunglah seketika kami
Gus Mus dan daku cupika-cupiki
seperti biasa pula
kucium telapak tangan Beliau penuh Cinta
sebaga tanda Hormat
dan tentu pasti ngalap Berkat
kami mengobrol dan mengobrol melepas kerinduan
hingga Fitra Tama mengajak kami masuk ruangan
yang lebih nyaman untuk terus melepas kerinduan
sambil menyeruput secangkir kopi yang dihidangkan
lalu kami sejenak masuk studio Mata Najwa
berjumpa dengan Mbak Nana yang mempesona
dipandu beberapa kru kami menata rencana
untuk rekaman episode Panggung Gus Mus Tercinta
sejenak kami menikmati santap siang
ada Kang Prie GS sang Budayawan
hadir Radhar Panca Dahana yang juga Budayawan
santap siang terasa nikmat dalam ragam silaturahmi
tiba saatnya Mata Najwa Episode Panggung Gus Mus
dan salah satunya segmen perjumpaan kami
dan Gus Mus membacakan puisi
dan kuiringi alunan Tamba Ati dan lagu Kasih
untuk sebuah “SAJAK ATAS NAMA”
karya Gus Mus yang syairnya tertulis seperti ini
“ada yang atas nama Tuhan melecehkan Tuhan
ada yang atas nama negara merampok negara
ada yang atas nama rakyat menindas rakyat
ada yang atas nama kemanusiaan memangsa manusia
ada yang atas nama keadilan meruntuhkan keadilan
ada yang atas nama persatuan merusak persatuan
ada yang atas nama perdamaian mengusik kedamaian
ada yang atas nama kemerdekaan memasung kemerdekaan
maka atas nama apa saja atau siapa saja
kirimkanlah laknat kalian
atau atas nama Ku
perangilah mereka dengan kasihsayang
rembang – agustus 1997”
begitulah sepenggal kisah ini
sehari bersama Kiai Haji Mustofa Bisri
terima kasih Mata Najwa
terus dan tetap menjadi mata jiwa hidup berbangsa
di negeri yang tak pernah lelah digerogoti masalah
tetap menyuarakan kemanusiaan dan keadilan
juga kerukunan dan keharmonisan