SEKALI waktu di pagi yang gelap, kala matahari masih menyelimuti diri di peraduannya, aku terjaga. Rasanya tubuhku berat untuk bangkit dari tempat tidurku yang hangat.
Hari itu adalah Senin. Aku teringat pekerjaanku sebagai guru. Tiba-tiba saja rasa malas menyergapku. Terbayang aku harus mengajar, bertemu muridku yang rasanya tak ada kemajuan dalam belajarnya, belum lagi bertemu orangtua murid, menyusun lesson plan, mengoreksi pekerjaan muridku, mengadakan remedial, lalu mengikuti rapat guru dan masih seabreg kegiatan lainnya.
Tiba-tiba kudengar satu suara yang tak asing bagiku…suara bisikan ”Si Jahat”. Kata dia, ”Udah deh repot amat… Mendingan gak usah masuk kerja… Bilang aja sakit kek, urusan keluarga kek, atau…apa lah”.
Namun suara bisikan ”Si Baik” mengatakan lain lagi. Kata dia, ” …hari ini adalah hari spesial buatmu. Kamu punya 24 jam yang masih baru dan kamu akan menemukan banyak hal menyenangkan tentang muridmu, teman sekerja, orangtua murid dan itu semua adalah berkat buatmu….”
Maka didorong sedikit semangat dan rasa ingin tahu akan bisikan Si BAIK… bergegaslah aku ke sekolah tempatku bekerja.
Di gerbang sekolah aku bertemu Kepala Sekolah… Si Jahat langsung bicara… ”Gak usah kasih ucapan selamat pagi…pura-pura saja gak lihat”.
Sementara Si Baik tak setuju….”Bagaimana pun dia adalah pimpinan kamu… Hormati dan sapalah dengan ucapan ’Selamat Pagi’…”
Akhirnya aku berhenti. Kuberi senyumku yang paling manis dan terucap selamat pagi. Aha! Sebagai hadiahnya aku pun mendapat balasan senyum terindah beliau: ”Selamat pagi., apa khabar? …Segar sekali pagi ini…..”
Wah tiba-tiba aku merasa tersanjung,kalimat biasa seperti itu ternyata bisa mendatangkan secercah semangat di hatiku.Diam-diam aku bersyukur dalam hati, aku belajar untuk lebih dahulu menghargai orang lain sebelum minta diriku dihargai.
Lalu aku pun melangkah ke kelas. Kulihat jadwal mengajarku hari ini….huh..padat benar. Tujuh jam mengajar dari pukul tujuh sampai lunch time. Saat aku sibuk membayangkan padatnya jadwal mengajar hari ini, tiba-tiba ponselku berdering.Terdengar suara di seberang sana…. ”Halo, saya mamanya Dewa… Hari ini anak-anak PE atau swim ya?”
Sebelum menjawab, Si Jahat bilang, ”Huuhuh…kok masih bertanya? bukannya ada ditulis di agenda kemarin?: ”Eit, tunggu,” kata Si Baik.…”Jawab saja dengan sopan, dan pikirkan kenapa ada orangtua murid menelpon pagi-pagi… Jangan-jangan ada kesalahan di agenda?”.
Lalu kujawab…”Oh maaf Bu, hari ini anak-anak PE”. ”Apakah tidak ada jadwal di agenda,Bu?”, tanyaku lebih lanjut.
Si Ibu membalas kalau jadwal PE ada, tetapi ditulis untuk besok. Lagi-lagi Si Baik bilang,…”Tuh kan sebenarnya kamu yang salah kasih info di agenda. Tapi gak pa-pa…kamu harus tetap tenang…beri dirimu kesempatan….kesalahan ini bisa diperbaiki lain waktu…”
Oh, God! Ternyata hari ini aku diajar untuk lebih teliti lagi. (Bersambung)
Aku hanya butuh dia saja, bukan karena aku penasaran, tapi karena Tuhan telah menakdirkannya untuk menjadi bagian dalam hidupku selama 1 bulan lebih.
terimkasih..boleh tahu ini siapa?