KETIKA saatnya sekolah bubaran, kulepas murid-muridku pulang.
”See you tomorrow…, bye bye, ”,kataku kepada mereka berulang-ulang, ”Hmm…semoga kalian belajar sesuatu yang berguna hari ini,” kataku pada diri sendiri.
Jauh di lubuk hatiku aku mengucapkan terimakasih pada murid-muridku, karena hari itu mereka telah mengajariku bagaimana harus bisa sabar, teliti, disiplin dan –tak kalah penting—juga bisa lebih menghargai diri.
Lalu aku kembali ke ruanganku. Mataku tertumbuk pada tumpukan buku di mejaku.Wah koreksian! Juga ada lesson plan yang harus kususun segera.Batinku mengeluh…cape deehh!! Kenapa sih kerjaan gak habis-habis?
Tiba-tiba Si Jahat berkata, ”Ih, mendingan santai dengan teman…ngobrol…ngegosip.. toh hari ini kerjaanmu udah luarbiasa bagus kok…”
Namun Si Baik berbisik, ”Bukankah ini adalah waktu kerja..kamu sebaiknya menyelesaikan tugas-tugasmu dahulu….sudah berapa kali kamu menunda-nunda pekerjaan?”
Si Jahat tetap merayu, ”Laaahh…..besok kan bisa…atau besoknya lagi….ngapain rajin-rajin…santai aja. Hidup cuma sekali ngapain dibuat susah.”
Kala itu, Si Jahat berhasil menang. Aku pun menundanya. Kakiku melangkah mencari teman ngobrol hingga tiba waktunya pulang.
Saat sore menjelang malam, aku tiba di rumah. Rasanya penat sekali. Ingin sekali langsung merebahkan diri. Saat hendak tidur, sejenak kuingat rangkaian peristiwa yang kualami hari ini. Terlintas wajah kepala sekolah, murid-murid, rekan-rekan guru, orangtua murid.
Mereka adalah anugerah. Kalaupun ada bisikan buruk, semua tergantung bagaimana aku menyikapi, kan?
Tak banyak kebaikan yang aku lakukan hari itu. Malahan sering aku terjebak; tak mampu memilih yang baik atau buruk. Namun minimal satu langkah perubahan sudah aku jejakkan untuk keesokan harinya. Bukankah keberhasilanku hari ini menjadi semangat hidupku besok? Sehingga tak ada lagi rasa malas dan jenuh menjalani tugasku sebagai guru. Mutiara-mutiara kecil yang aku temukan hari itu membuat hidupku jadi penuh warna sebagai seorang guru……sebagai guru yang mengajar sekaligus belajar, yang memberi sekaligus menerima……
”Mari kita bangun dan bersyukur: walau kita tidak belajar banyak hari ini, setidaknya kita belajar sedikit, jika tidak belajar sedikit, setidaknya kita tidak sakit dan jika ternyata kita sakit setidaknya kita tidak mati. Karena itu marilah kita bersyukur.” (Sang Buddha 563-483 SM)
(Selesai)
Perubahan tantangan yang dihadapi oleh dunia industri jelas sekali juga akan membawa perubahan pada fungsi dan peran yang harus bisa dimainkan oleh disiplin Teknik Industri Istiyanto, 1987 .
Hal yang paling berbeda adalah cara membuang ludahnya
Karena hanya dengan jalan demikian perubahan sosial akan membawa masyarakat menuju tatanan yang lebih baik, demokrasi.
Semakin dewasa seseorang semakin sadar ia akan betapa beratnya tantangan yang dihadapi dalam perjalanan hidup ini.