PERINGATAN kematian Santo Yohanes Pembaptis yang kita peringati hari ini tanggal 29 Agustus memberikan satu-satunya jejak di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru tentang tradisi perayaan hari ulang tahun. Dalam hal ini adalah hari ultahnya Herodes.
Sebenarnya tradisi perayaan ultah sudah dikenal di dalam masyarakat Mesir kuno yang biasa merayakan ultah para Firaun.
Lalu budaya ini menyerap masuk ke dalam kehidupan masyarakat Romawi kuno.
Sebab itu, perayaan ultah dikenal sebagai sebuah tradisi pagan (kafir). Kitab Suci Perjanjian Lama menyinggung satu kali saja perayaan ultah seorang Firaun (Kejadian 40:20-22).
Santo Yohanes Pembabtis wafat antara tahun 26 dan 38 Masehi. Artinya tradisi HUT tetap dipraktikkan pada awal Kekristenan. Hanya tidak dikabarkan secara besar-besaran.
Dikabarkan bahwa kebiasaan perayaan ultah zaman itu hanya dilakukan oleh dan untuk segelintir orang dari kalangan atas. Misalnya juga dikabarkan oleh Penginjil Markus 6:21 tentang ultah Herodes.
Sebuah literatur sekuler yang melakukan kajian sempurna tentang sejarah HUT di dalam sejarah kemanusiaan berpijak pada sepenggal puisi penyair Roma kuno bernama Ovidius sebagai berita tertulis pertama tentang perayaan Ultah.
Ovidius menulis tentang ritual ultah isterinya di tepi Laut Mati.
Ovid meninggal dunia sedikit lebih kemudian dari Santo Yohanes Pembaptis, yakni pada abad 18 M.
Dewasa ini, ultah sudah memiliki makna dan nuansa yang berbeda. Selain sebagai tanda syukur kepada Tuhan dan semua yang berjasa atas kehidupan ini, juga sebagai bagian dari peradaban zaman pencerahan (renaissance).
Selamat menghargai hidup ini.