Kiong Koe Berkicau
Apau kayan, 12-4-2022
Yoh 13:21-33.36-38
SAYA kerap kali mendengar dan menyaksikan sendiri beberapa keluarga di tempat tertentu bertengkar satu sama lain merebut harta warisan orangtua. Satu sama lain bertikai karena ingin memiliki harta lebih banyak dari yang lain. Semua pada ingin menjadi “penguasa” di atas hidup saudara dan saudarinya yang lain.
Kalau sudah begini, apakah persaudaran dan rumah tangga sebagai kemunitas keluarga bisa tumbuh hidup di tempat seperti itu?
Sepertinya, tidak.
Persaudaraan dalam komunitas keluarga hanya bisa bertumbuh dan hidup akur bila peserta yang hidup di dalamnya memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari keinginan daging yang berlebihan. Ingin porsi lebih itu, bahaya.
Orang bijak berkata, “Kalau hidup manusia itu hanya mengutamakan keinginan dagingnya, maka dia akan menjadi hamba atau budaknya daging”.
Mustahil Roh hidup dan bernaung tumbuh dikehidupan manusia seperti itu.
Yudas Iskariot
Melalui bacaan Injil beberapa hari yang lalu, kita diperlihatkan oleh Tuhan Yesus sosok Yudas Iskariot.
Ia adalah murid Tuhan Yesus sendiri. Ia adalah orang dalam dan berperan sebagai ekonom dalam kelompok 12 murid. Namun, sikap dan wataknya berbeda dengan murid yang lain.
Termasuk pilihan hidupnya juga berbeda dari yang lain yaitu, pedagang yang menjual guru-Nya demi segepok uang. Ia dijuluki manusia tanpa hati, pikiran dan telinga. Mungkin karena terlalu sering memikirkan investasi, keuntungan, memegang dan menghitung uang, sehingga telinganya menjadi budeg lalu lupa akan nasihat guru-Nya.
Ia memang benar-benar sosok murid yang berani membunuh rasa tega menjadi mati tak bernyawa.
Sosok Yudas Iskariot ini, meskipun kita anti, tetapi pilihan dan gaya hidupnya juga bisa terjadi dalam pilihan hidup kita sehari-hari.
Gemar “menjual” nama orang kemana-mana. Merasa tidak beruntung bila tidak “menjual” nama orang. Apa lagi kita yang hidup di era “sosmed” ini, betapa mudah kita shering tanpa saring “menjual” nama orang di pelbagai “sosmed”.
Lagi-lagi bila hati, pikiran dan telinga kita tidak menyimak dan mendengarkan suara Tuhan Yesus melalui sabda-Nya, nasip hidup kita pun bisa seperti gaya dan pilihan hidup Yudas Iskariot.
Refkeksi: Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. (Mat 6:21) dan Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar Tuhan Yesus. (Mat 11:15)