TIDAK ada jalan buntu bagi orang yang mau berjuang untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Selalu saja ada jalan untuk meraih hidup yang lebih baik.
Blankfein hidup di tengah keluarga pas-pasan. Namun hal ini tidak membuatnya terhambat menjadi salah satu orang kaya raya di dunia.
Lloyd dilahirkan pada tahun 1954 dari keluarga kelas pekerja. Ia dibesarkan di sebuah perumahan sederhana di Brooklyn, Amerika Serikat (AS). Menghadapi kondisi yang serba sulit, tampaknya peluang dia untuk menjadi seorang miliarder nyaris mustahil bagi orang-orang di sekitarnya.
Untuk membayar apartemen sempit yang penuh dengan anggota keluarga, ayah Lloyd harus banting tulang bekerja di kantor pos. Sedangkan ibunya adalah seorang resepsionis.
Begitu cukup umur, Lloyd mulai ikut bekerja menjual hotdog di Yankee Stadium. Di masa remajanya itu, dia belajar menjadi pribadi yang ulet. Beranjak dewasa, Lloyd mulai berpikir bisa kuliah atau tidak, mengingat biayanya yang tinggi.
Lloyd memenangkan beasiswa ke Harvard University. Ia diterima di Fakultas Hukum Harvard. Sebagai anak miskin, Lloyd juga dipaksa untuk beradaptasi secara sosial dengan orang-orang kaya di Harvard.
Setelah lulus, Lloyd bekerja di sebuah firma hukum di New York selama beberapa tahun. Tetapi ia mulai bosan dengan pekerjaannya sebagai pengacara dan gaya hidup tidak sehat yang menyertainya. Dia mencoba melamar ke sejumlah perusahaan keuangan besar tetapi ditolak.
Lantas dia diajak bekerja sebagai pedagang komoditas di J. Aron & Company, yang pada 1981 menjadi anak perusahaan Goldman Sachs yang merupakan sebuah bank di Amerika Serikat. Pekerjaan ini menjadi pintu gerbang karirnya hingga membawanya ke puncak kejayaan.
Dengan cepat, dia naik jabatan di perusahaan itu. Pada tahun 1994 dia adalah Kepala Divisi Mata Uang dan Komoditas. Pada tahun 1997 dia dipercaya menjabat sebagai Co-Head dari divisi Pendapatan Tetap, Mata Uang dan Komoditas. Lalu pada tahun 2002 dia diangkat menjadi ketua divisi yang sama.
Karirnya tak berhenti di situ. Pada tahun 2004 dia diangkat sebagai Presiden dan Kepala Operasional Goldman Sachs. Dua tahun kemudian, ketika Henry Paulson menjadi Sekretaris Perbendaharaan, Lloyd mengambil alih jabatan tertinggi Ketua dan Kepala Eksekutif.
Pada 2015, kekayaan bersih Blankfein diperkirakan mencapai US$ 1,1 miliar, terdiri dari 2,2 juta saham Goldman Sachs dan US$ 73 juta di real estate New York.
Kuncinya: Mau
Anda orang miskin? Anda tidak punya apa-apa untuk mengangkat diri Anda ke tahap yang lebih tinggi? Jangan cemas. Di dunia ini, lebih banyak orang miskin dan tidak punya apa-apa daripada orang-orang kaya. Mungkin hanya satu persen orang kaya yang hidup di berbagai belahan dunia ini. Sisanya orang-orang miskin yang hidupnya pas-pasan.
Kisah di atas memberi kita inspirasi bahwa selalu ada kesempatan maju dalam hidup ini. Kemiskinan bukan menjadi hambatan bagi manusia untuk meraih kesuksesan hidup.
Lloyd memberikan bukti bahwa ketika ia mau berjuang, ia mampu mengatasi kekurangan dirinya dari segi finansial. Ia tekun bekerja dan menemukan peluang-peluang yang baik dalam meraih cita-cita hidupnya.
Apakah Anda masih ingin terbelenggu oleh kekurangan-kekurangan dan kemiskinan Anda? Percayalah, ketika Anda berani mengambil langkah-langkah positif dalam hidup Anda, Anda akan meraih kesuksesan.
Mari kita tetap berjuang untuk meraih hidup yang lebih baik. Dengan demikian, kita mampu keluar dari kemiskinan yang sering membelenggu hidup kita.
Tetap semangat, sahabat-sahabat. Tuhan memberkati.