Selaraskan Keinginanku dengan Kehendak-Nya

0
247 views
Ilustrasi: Selaraskan keinginanku dengan Kehendak-Nya.

Bacaan 1: Am 7:12 – 15
Bacaan 2: Ef 1:3 – 14
Injil: Mrk 6:7 – 13

SETIAP murid Kristus memiliki pengutusan masing-masing. Dan itu adalah sebuah kekayaan. Namun demikian, setiap orang tentu juga memiliki keinginan atau cita-cita.

Saat masih Sekolah Dasar, saya punya cita-cita menjadi pilot. Namun penyakit minus mataku membuyarkan keinginan tersebut.

Kecewa? Tentu saja kecewa.

Akhirnya saya menjadi seorang geologist yang kemudian membawaku keliling ke seluruh Indonesia bahkan ke Eropa.

Di situ saya bertemu banyak orang dengan segala macam budaya.

Dari sini kemudian Tuhan membawaku untuk memberi perhatian pada orang lain.

Salah satu perusahaan tambang membawaku ke tanah Papua, selain melakukan eksplorasi batubara kami juga melakukan pelayanan.

Sepulang dari Papua, tiba-tiba saja aku tertarik belajar Kitab Suci sebagai dasar pelayananku.

Tentu saja itu bukan keinginanku belajar Kitab Suci, pasti ada “Tangan Kuat” yang membawaku ke sana.

Sebelumnya, aku bahkan tidak mengenal apa itu pelayanan dan tidak pernah membaca Kitab Suci.

Aku harus menempuh perjalanan panjang untuk memahami rencana dan pengutusan-Nya.

Mau tidak mau, aku harus belajar menyelaraskan antara cita-cita dengan kehendak-Nya.

Paulus bahkan mengatakan bahwa sebagai pengikut Kristus, kita telah dipilih Allah secara luar biasa sejak bumi belum diciptakan-Nya.

Kita dipisahkan, agar menjadi sempurna dan kudus seperti keinginan-Nya.

Dalam Yesus kita mendapatkan pengampunan, Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya.

Tentu saja, dalam melayani jangan berharap pada kekayaan materi. Namun dipilih oleh Allah adalah sebuah kekayaan yang tak ternilai.

Maka Nabi Amos pun menolak penilaian Imam Amazia, yang menuduhnya mencari uang dalam tugas kenabiannya. Meski pada zaman itu mungkin adalah sesuatu yang biasa.

Nabi Amos dipilih Allah, saat ia menjadi peternak, untuk bernubuat kepada bangsa Israel tentang penghakiman Allah atas kelakuan buruk bangsa itu.

“Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel.”

Setelah memahami pengutusan-Nya, maka kita diminta untuk fokus. Tidak perlu memikirkan apa yang menjadi kekuatiran hidup, sebab Tuhan akan menyediakan semua kebutuhanmu.

Kuasa Tuhan akan menyertai dalam perjalanan hidupmu.

Pesan hari ini

Keinginanku belum tentu selaras dengan kehendak-Nya, untuk itu perlu memahami apa yang menjadi kehendak-Nya.

Fokus pada pengutusan-Nya dan mengandalkan penyertaan-Nya.

Menjadi pilihan Tuhan adalah suatu kekayaan yang luar biasa.

“Kesempatan terbaik adalah melakukan hal yang baik untuk orang lain. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here