Semangat Martir John Prior SVD, Misionaris Kerja demi Tuhan, Gereja, dan Bukan demi Popularitas (3)

0
298 views
RIP Romo John Mansford Prior SVD (1946-2022)

MUNGKIN tidak banyak orang tahu, perjalanan panjang yang pernah ditempuh pastor misionaris John Mansford Prior SVD ke Indonesia. Kisahnya itu sungguh menarik didengar dan disimak.

Adalah Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Pr yang membuka ‘kisah lama’ ini. Lantaran semangat ‘martir’ seorang misionaris sejati.

Bersama PaLingSah

Dikatakan di bulan September 2014, ketika berlangsung Perayaan Ekaristi di rumah Kaduhu Sasrayuda di bilangan Cikini Bintaro, Tangsel, September 2014 silam.

Saat kumpul-kumpul akrab bersama Paguyuban Lingkar Sahabat (PaLingSah) – teman-teman alumni Seminari Mertoyudan yang merasa diri menjadi sahabat Kardinal Suharyo.

Terutama saat-saat awal Kardinal Suharyo mulai mengampu tugas dan tanggungjawab baru sebagai Uskup Keuskupan Agung Jakarta.

Kita tahu bahwa Romo John Prior SVD adalah rohaniwan anggota Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD). Ia lahir, besar di Inggris dan ahli sosilogi serta menulis banyak buku.

Demikian awal cerita Kardinal Suharyo dalam homilinya yang singkat, tentang kisah menarik Pastor John Prior SVD.

Kisah itu dimulai dari Inggris. Persisnya dari London di era tahun 1970-an.

RIP Romo John M. Prior SVD (Signo Temporum)

Maraton tanpa henti

Penerbangan maraton pertama ditempuh Pastor John Prior langsung dari London (Inggris) menuju Jakarta.

“Waktu tahun 1970-an, baru ada pesawat Boeing 747 yang bisa membawa ratusan orang penumpang. Pastor John berhasil mendarat selamat di Jakarta,” tutur Kardinal Suharyo mengawali homilnya di dalam misa bersama kelompok Paguyuban Lingkaran Sahabat (PalingSah) di kawasan Bintaro, Tangsel, Sabtu 27 September 2014. 

Karena tujuan terakhirnya adalah Flores di NTT, maka Pastor John Prior SVD lalu meneruskan perjalanan terbangnya dengan pesawat lokal Indonesia.

Dari Boeing 747 ke F-28 dan F-27

Dari jumbo jet Boeing 747 beralih ke pesawat kecil jenis Fokker F-28.

“Waktu itu baru ada F-28,” tutur Kardinal Suharyo menirukan syering Pastor John Prior SVD dalam sebuah kesempatan berkotbah.

Pastor ahli sosiologi dari Inggris ini pun berhasil mendarat mulus di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

Berikutnya adalah terbang dari Bali menuju Maumere, satu-satunya bandara yang telah eksis di NTT pada era tahun 1970-an.

“Pastor John lalu terbang menaiiki ‘adiknya’ Fokker 28, yakni F-27 dengan baling-baling. Bisa dibayangkan, pada waktu itu kondisi pesawatnya seperti apa,” kata Mgr. Suharyo.

Nah, Pastor SVD ini pun berhasil mendarat mulus di Bandara Maumere.

Bus Kayu

Perjalanan ternyata masih jauh di depan. Bersama penduduk lokal, maka Pastor John Prior pun harus rela naik ‘bus kayu’.

“Dalam kosa kata orang Flores waktu itu, yang dimaksudkan ‘bus kayu’ tak lain adalah truk terbuka di mana tempat duduknya berhadap-hadapan dengan papan kayu.

Tanpa alas lebih empuk,” tutur Kardinal Suharyo menirukan kisah Pastor John Prior saat awal-awal diutus menjadi misionaris beneran di tanah Flores.

Memanggul koper

Perjalanan dari Maumere menuju kota di mana nanti pastor misionaris ini akan ditempatkan ternyata makan waktu berjam-jam.

Setelah tiba di kota kecamatan, masih harus jalan kaki melewati alur jalan setapak di perbukitan.

“Jadi, ceritanya Pastor John yang baru saja datang dari Inggris langsung dari London-Jakarta-Bali-Maumere kali ini harus rela memanggul kopernya sendiri, berjalan mengikuti alur jalan pedesaan di kawasan perbukitan.

Beliau terbang maraton dan kini setelah naik ‘bus kayu’ berjam-jam masih harus memanggul kopernya menuju sebuah paroki desa,” papar Kardinal Suharyo waktu itu.

Kisah itu menarik karena ingin menggambarkan betapa harus militannya seorang misionaris yang bekerja tanpa kenal lelah dan tak mau berfokus pada balas jasa.

Misionaris bekerja demi Tuhan dan Gereja, bukan demi popularitasnya sendiri.

PalingSah, demikian kata Mgr. Suharyo, juga harus menjadi ‘misionaris’ sejati yakni berjuang melaksanakan semangat berbelarasa dengan sekitarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here